NTT, TOP NEWS NTT■■ Optimisme pemerintah dan masyarakat NTT terhadap pertumbuhan pariwisata dan sharenya bagi PDRB NTT dan ekonomi masyarakat NTT harus ada, menurut Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT I Nyoman Ariawan Atmaja dalam Press Confress terkait Pertumbuhan Ekonomi NTT triwulan II-2019 di BPS Provinsi NTT pada Senin, 5/8/2019.
Penjelasan Nyoman ini dalam menanggapi pertanyaan salah satu rekan jurnalis senior pak Vincent yang menanyakan seberapa optimis pemerintah NTT bahwa pembangunan bidang pariwisata apa mampu memberikan share terhadap PDRB NTT dan masyarakat.
Nyoman menyatakan harus ada optimisme bahwa Ekonomi NTT bisa tumbuh dengan program Gubernur dan Wakil Gubernur yang menjadikan Pariwisata sebagai leaning sector pembangunan ekonomi masyarakat NTT. Walau dalam struktur pertumbuhan ekonomi NTT triwulan I dan II 2019 berdasarkan data BPS NTT bahwa share terbesar masih datang dari tiga sektor yaitu pertanian, kehutanan dan Perikanan, namun Nyoman menyatakan bahwa hal seperti ini biasa terjadi pada awal-awal tahun. Namun harapan akan muncul pada triwulan selanjutnya, karena pemprov NTT sudah canangkan akan mendorong pembangunan disektor lain demi mendukung pembangunan di sektor pariwisata sebagai leaning sector.
“Sektor pariwisata akan bisa dibangun jika pemerintah NTT dapat menggali sektor lain yang akan mendorong pembangunan sektor pariwisata NTT. Masih ada optimisme bahwa pembangunan Pariwisata bisa mendorong perkenomian Masyarakat NTT, jika pemerintah NTT menggali sektor lain untuk menjadi pendorong pembangunan sektor psriwisata NTT.” Tandas Nyoman Optimis.
Namun sektor pariwisata bisa dibangun dengan mendorong pembangunan disektor-sektor lain juga. Seperti saat ini tiga sektor tetap menjadi pendorong laju pertumbuhan ekonomi NTT.
Memang untuk membangun pariwisata NTT menjadi leaning secktor perekonomian masyarakat NTT seperti program gubernur dan wakil gubernur NTT, menurut Nyoman, perlu gebrakan pendaluhuan dibeberapa aspek. Seperti kesiapan pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM, dan membangun kultur masyarakat NTT. Itulah tiga hal penting yang butuhkan bagi pembangunan ekonomi NTT terutama dengan pariwisata sebagai leaning sector.
Dari kajian yang dilakukan BI, menurut Atmaja, baik di Indonesia maupun negara lain, bahwa sector yang paling cepat mendorong tumbuhnya perekonomian sebuah daerah adalah sektor pariwisata. Alasannya adalah investasi pembangunan pariwisata tidak mahal jika dibandingkan dengan bidang industri lain; kedua adalah waktu membangunnya lebih pendek dibandingkan bidang lain. “Apalagi NTT memiliki alam yang sangat indah. Sehingga tepat sekali jika pemprov NTT ingin pembangunan dibidang pariwisata sebagai leaning sector pertumbuhan ekonomi NTT sangatlah tepat. Sangat optimis perkembangan ke depan.” Ujar Nyoman menambahkan.
BI NTT juga saat ini, menurut Nyoman, sedang lakukan retda kajian ekonomi dibidang pariwisata untuk mengangkat potensi pariwisata NTT. “Namun tantangannya adalah kompentensi dan kompetisi makin tinggi dibidang industri pariwisata. Walau permintaan atau demand terhadap pariwisata sangat tinggi. Kedua adalah perang dagang disektor pariwisata, pergerakan dinamic price sector di secktor pariwisata tinggi antara tarvel agent mereka perang harga hotel dan paket pariwisata. Ada juga pergerakan sumber demand permintaan menetapkan zero dollar tourits. Yaitu pembelanjaan dollar yang rendah ke pusat perbelanjaan Indonesia, tapi tourist membelanjakan kembali uang dollar ke travel agent mereka sendiri. Dan ada masalah macet dan bencana alam. Termasuk NTT sehingga issue-issue ini harus dibicarakan bagaimana mengatasinya demi pembangunan sector pariwisata.” Jelas Nyoman.
Kedepan menurut Nyoman BI akan rekomendasikan kepada pemerintah NTT agar percepat pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata seperti bandara, pelabuhan, hotel, jalan dll. Dan cari market yang mau mengeluarkan uangnya di NTT. Dan perbanyak iklan promosi destinasi wisata lain di NTT. “Selama ini NTT hanya terkenal dengan Labuan Bajo yang selalu dipromosikan. Harus ada juga iklan promosi bagi destinasi lain di NTT. Buka peluang investor dibidang pariwisata.” Anjurnya lagi
Dengan semua rencana program itu, jelas Nyoman, akan memberi optimisme bagi pertumbuhan pariwisata NTT. “Karena kami mau harus ada sektor lain yang menjadi pendorong sektor pariwisata NTT.” tandasnya.
Hal lain yang dijelaskan oleh Nyoman, terkait struktur perkembangan ekonomi NTT pada share PDRB yaitu Jasa keuangan yang melemah. Share 3,84% tapi terjadi kontraksi sebesar 1,83% dari jasa keuangan akibat adanya pengetatan ekonomi perbankkan beberapa bulan karena kebijakan BI Virtual Currency, yang melarang transaksi dan perdagangan mata uang virtual tersebut. “Tapisaat ini sudah ada kelonggaran kembali.” Jelas Nyoman lebih lanjut.
“Selain Kebijakan Virtual Corrency BI tersebut, menurunnya share jasa keuangan pada PDRB dalam struktur pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan II 2019, karena akibat adanya penurunan ekspor impor NTT. Dengan kebijakan BI yang melonggarkan kembali kebijakan Virtual Corrency diharapkan akan bisa memicu kembali lajunya pembanguann di sektor jasa keuangan untuk dukung pertumbuhan ekonomi NTT.” Tandas Nyoman menginformasikan.■■ juli br