Revolusi Drainase: Menangani Banjir dengan Solusi Permanen

Kupang, TopNewsNTT.Com|| Hujan kini tak lagi menjadi momok menakutkan bagi warga Kota Kupang. Di bawah kepemimpinan Wali Kota dr. Christian Widodo dan Wakil Wali Kota Serena Francis, pemerintah kota meluncurkan langkah besar yang disebut sebagai Revolusi Drainase, sebuah gerakan terpadu untuk mengakhiri persoalan banjir yang selama bertahun-tahun membayangi ibu kota Provinsi NTT ini.

“Kami tidak ingin sekadar menambal masalah, tapi menyelesaikannya dari akar,” tegas dr. Chris dalam satu kesempatan meninjau pekerjaan saluran di kawasan Oebobo. Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur drainase bukan hanya proyek fisik, tetapi upaya menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga setiap kali musim hujan datang.

Langkah Nyata di Lapangan

Sejak awal tahun 2024, Pemerintah Kota Kupang telah melakukan revitalisasi total jaringan drainase utama di beberapa titik rawan genangan, antara lain:

Jalan Taebenu , Oebufu, depan Hotel Romytha yang sebelumnya kerap tergenang kini dialiri sistem saluran baru dengan kapasitas lebih besar; Kelurahan Naikoten I, tempat dilakukan pelebaran dan pengerukan parit yang tersumbat selama bertahun-tahun; Wilayah Oesapa,  Alak, di mana drainase terintegrasi dengan jalur pembuangan ke laut, meminimalkan risiko luapan air.

Tak hanya proyek besar, program padat karya drainase juga digulirkan untuk melibatkan warga secara langsung. Ratusan pekerja lokal dikerahkan membersihkan, memperbaiki, dan menata saluran lingkungan di tiap kelurahan.

“Melalui padat karya, kami ingin masyarakat merasa memiliki. Pemerintah hadir bersama warga, bukan bekerja untuk warga saja,” ujar Wakil Wali Kota Serena Francis, saat meninjau kegiatan padat karya di kawasan Kelurahan Fontein.

Sinergi Program dan Visi

Kebijakan ini sejalan dengan visi besar Kota Kupang di bawah duet Chris–Serena, yaitu “Kota Tangguh dan Nyaman untuk Semua”.

Program drainase tidak berdiri sendiri, tetapi terhubung dengan pembangunan jalan lingkungan, penghijauan kota, serta pengelolaan sampah terpadu, yang semuanya diarahkan untuk mewujudkan Kupang bebas genangan 2026.

“Drainase yang baik adalah fondasi kota yang sehat,” tambah dr. Chris. “Ketika air mengalir dengan baik, ekonomi juga mengalir lancar — warga bisa beraktivitas tanpa cemas.”

Dampak yang Mulai Terlihat

Hasilnya mulai nyata. Beberapa kawasan yang dulu menjadi langganan genangan, seperti Jalan El Tari, Bundaran PU, dan Depan Terminal Kupang, kini relatif kering meski diguyur hujan deras.

Warga pun menyambut positif perubahan ini.

 

“Sekarang kalau hujan deras, air cepat surut. Kami tidak takut lagi seperti dulu,” ungkap Maria Tefa, warga Naikoten, sambil tersenyum puas.

 

Membangun dengan Visi Jangka Panjang

 

Pemerintah Kota Kupang juga tengah menyiapkan peta masterplan drainase modern berbasis data hidrologi digital, bekerja sama dengan para ahli teknik sipil dari universitas lokal. Tujuannya: menciptakan sistem saluran yang tidak hanya kuat, tapi juga adaptif terhadap perubahan iklim.

Revolusi Drainase bukan sekadar proyek pembangunan  ia adalah simbol dari cara baru memimpin: terencana, partisipatif, dan berkelanjutan.

Dan di bawah kepemimpinan dr. Chris Widodo dan Serena Francis, Kota Kupang benar-benar sedang menuju perubahan besar: dari kota yang rawan banjir menjadi kota yang tangguh menghadapi cuaca ekstrem.

Daniel Hurek, Mantan Wakil Walikota dua periode menyatakan antisipasi penanganan banjir adalah dengan drainase tapi juga sumur resapan.

“Tapi mengingat efisiensi anggaran dari pusat yang berdampak pada menurunnya anggaran di daerah, maka dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan mitra dunia usaha dengan pelibatan masyarakat. Karena masalah banjir dan genangan air itu masalah bersama jadi tidak bisa jadi tugas pemerintah saja.” Usulnya.

Sementara itu seorang sopir tangki air warga Sikumana Ompi Obaja Natonis, sebagai pengguna jalan dengan kendaraan bobot berat mengatakan sekarang dalam kota Kupang dan jalan masuk limgkungan sudah bagus. Beberapa titik genangan sudah diatasi dengan penambalan jalan dan drainase. Dan itu memudahkan mereka lewat melayani pelanggan.

“Intinya jalan dalam kota Kupang su bagus. Genangan air di beberapa tempat su sonde ada lai.  Bae su..apalai sekarang mo musim hujan. Tapi masih ada jalan masuk ke Oe’lon Sikumana tempat kami ambil air butuh diperbaiki juga. Semoga pemetintah sekarang bisa buat bagus do. Karena wilayah sikumana, Maulafa dan Belo ni belum ada PDAM dan kami sampai musim hujan ju harus layani air. Senulan dua kali per rt.” Ujarnya.|| jbr

.