PKBI NTT Gelar MUSDA XII Pilih Pengurus Periode 2024-2027 Dan Seminar Bahas Edukasi Kesehatan Reproduksi

KUPANG, TOPNewsNTT.Com|| PKBI NTT menggelar Seminar dan MUSDA tahun 2024. Seminar dengan tajuk “Berkolaborasi Untuk Mewujudkan Keluarga Bertanggungjawab dan Inklusif” sekaligus MUSDA XII PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Provinsi NTT. Musda digelar untuk memilih badan pengurus periode 2024-2027 di Kupang (Selassla, 4/6).

Pembukaan dilaksanakan oleh Asisten 1 Dra. Bernadeta Meriani Usboko, M. Si mewakili Pemprov.NTT dan sampaikan sambutan Pj.Gubernur NTT yang pada intinya menyampaikan apresiasi atas sepak terjang PKBI NTT selama ini yang ikut mendukung pemerintah lewat berbagai program kerja yang menginformasikan, mengedukasi masyarakat terkait Keluarga Berencana, dibidang Kesehatan dan kependudukan.

“PKBI NTT telah memainkan peran penting dalam upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas diantaranya melakukan sosialisasi dan edukasi tentang KB kepada masyarakat luas termasuk kelompok marjinal dan terpencil dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya KB untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui program-program seperti pola asuh anak, imunisasi, layanan konseling masalah pada gangguan mental dan program-program lainnya.” Ungkap Erni mengapresiasi.

Erni mengatakan PKBI NTT selama ini sudah melakukan pendampingan kepada Masyarakat dalam memilih metode KB yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat, melaksanakan pemantauan evaluasi juga menganalisis data dan informasi terkait persoalan kependudukan seperti ledakan penduduk sehingga dapat memberikan masukan dalam mendukung pengambilan kebijakan.

“Selain peran-peran tersebut PKBI juga aktif dalam mengkampanyekan Kesehatan reproduksi dan seksualitas yang bertanggung jawab, diskusi tentang HIV dan AIDS, pengahapusan kekerasan terhadap Ibu dan Anak dan lain sebagainya. Namun dengan berbagai peran yang telah dijalankan, masih banyak tantangan yang dihadapi PKBI dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas dan Sejahtera seperti Tingkat kesuburan yang masih tinggi, tingginya, angka pernikahan dini, tingginya angka kematian ibu dan anak dan masalah-masalah lainnya.” Puji Erni.

Ia berharap, melalui Musyawarah Daerah (MUSDA) ke-XII PKBI Provinsi Nusa Tenggara Timur kiranya dapat menjadi momen berkumpul dan bermusyawarah bagi seluruh relawan PKBI khususnya bagi relawan PKBI yang berasal dari cabang kabupaten/kota untuk dapat menghasilkan berbagai Keputusan organisasi dan kebijakan program yang tepat sasaran dan berdampak pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat di setiap kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Atas nama Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur saya mengucapkan Terima kasih dan Apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang diinisiasi oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah NTT dan seluruh pihak terkait, dimana sejak didirikannya PKBI yakni pada tahun 1957 sampai saat ini terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam menjalankan program baik di bidang kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana. PKBI Sebagai Ibu kandung BKKBN dan mitra pemerintah di setiap tingkatannya, diharapkan terus menjadi mitra dalam berkolaborasi  untuk menjangkau kelompok-kelompok marjinal dan rentan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.” Tutup Erni akhiri sambutan.

Sementara ketua PKBI NTT Prof. Dr. IGB Arjana, M.S kepada media menjelaskan bahwa PKBI secara nasional adalah pendiri BKKBN. Didirikan oleh Lahirnya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 1957 tidak dapat dilepaskan dari peran Dr.R.Soeharto, penggiat gerakan Keluarga Berencana (KB) sekaligus sahabat dan dokter pribadi Presiden Republik Indonesia pertama, Ir.Soekarno.

“Kemudian melihat bahwa butuh banyak angka kematian bayi akhirnya beliau ingin mengatasi persoalan itu, maka dibentuklah PKBI tahun 1957 kemudian di NTT meresponnya 1978 dr.Ben Mboi dan ibu Nafsia Mboi sekaligus memberikan lahan untuk mendirikan kantor PKBI NTT hingga sekarang. Itulah peran dan ide Ibu Mantan Gubernur NTT Nafsiah Mboi sebagai isteri gubernur waktu itu yang kebetulan beliau berlatar belakang sebagai dokter.” Jelas Prof.Arjana.

Ia melanjutkan, kemudian di NTT di MUSDA XII tauun 2024 sesuai dengan ketentuannya setiap 4 tahun memiliki ketua dan pengurua yang baru.

“Pada periode sebelumnya di NTT, setiap pemilihan ketua PKBI diketuai langsung oleh isteri gubernur. Termasuk pendirinya ibu Nafsiah Mboi, Ibu Frans Lebu Raya dan pengganti ibu Lebu Raya adalah saya sebagai akademisi yang selama ini membantu BKKBN diminta menjadi ketua pada MUSDA XI 2019.” Jelas Prof.Arjana.

Sesuai dengan visi misi PKBI, di NTT terus melaksanakan program-program secara khusus di kalangan remaja terkait kesehatan reproduksi.

“Memberikan bimbingan dan konseling di kantor PKBI oleh teman-teman dari Undana yang memiliki latar belakang psikologi. Kemudian membantu para remaja dengan kegiatan remaja dan membentuk forum Remaja dan mereka baru saja memilih ketua forum remaja yang baru. Saya sebagai ketua PKBI saya ikut memberikan motivasi kepada anak-anak remaja harus menyelesaikan pendidikan dari tamat SMA dan sekarang banyak yang sudah menjadi mahasiswa agar mereka menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas, terdidik dan berprestasi sehingga nanti menjadi remaja-remaja generasi harapan bangsa.” Ungkapnya.

Pendidikan kesehatan reproduksi, menurutnya sangat penting karena kalau tidak, di NTT masih banyak remaja berpendidikan rendah.

“Memang pernikahan dini di NTT secara nasional memang masih tergolong kecil, tapi masih banyak kelahiran bayi yang tidak diinginkan, dan ini yang harus dicegah. Sehingga remaja ini masuk masa dewasa dia memilih teman hidupnya harus merencanakan keluarganya yang berkualitas. Kesehatan, pendidikan, dan ekonomi juga baik. Karena itu tuntutan pbangunan secara nasional dan dunia.

Di NTT masalah kesehatan masih menjadi masalah utama. Terutama masalah kematian bayi dan ibu masih perlu menjadi perhatian.

Aspek oendidikan banyak anak di Pedesaan di NTT belum menamatkan pendidikan sssuai hak dia yaitu 12 tahun yaitu harus tamat SD, SMP dan SMA. itulah haknya dia dan harus disadari oleh orangtua. Orangtua harus sadari kewajibannya itu terhadap anak-anaknya.

Karena penting dunia kita kenal punya program SDGs sebagai program PBB yakni menetapkan anak-anak harus peroleh pendidikan 12 tahun. Kita di NTT belum bisa sepenuhnya seperti itu. Terbukti banyak anak usia sekolah harus kerja di luar negeri dan mengalami kekerasan seksual, gajinya tidak di bayarkan, ilegal dan menjadi korban TPPO.

Intinya dari keluarga yang sehat, maju harus ekonominya dan pendidikan kuat. Nah kita di NTT stunting masih tinggi, kemudian rata-rata secara nasional kemiskinan di NTT masih tinggi

Kemudian PKBI dengan fasilitas dan dukungan dana dari berbagai lembaga yang ada berusaha terus menyuarakan program belajar 12 tahun, bimbingan koseling dalam rangka menegakkan kesehatan remaja yang apalagi sekarang menjadi topik bagi seminar supaya anak-anak jangan menjsdi korban kekerassn seksual. Ada program khusus PBKI bekerja sama dengan LPKA anak karena ada sejumlah yang harus ads di LPKA Anak yang sekarang disebut dengan anak berhadapan dengan hukum. PKBI setiap berapa  tahun ada perjanjian kerja sama membina anak-anak yang menjadi korban san berhadapan dengan hukum.

Dari segi kelembagAn PKBI NTT ingin mengembangkan agar PKBI terbentuk di kabupaten lain. Sekaramg baru ada 3 kabupaten dan 1 kota yaitu Kota Kupang, Kabulaten Kupang, kabulaten Belu dan Flotim.

Dalam MUSDA XII akan memilin ketua dan pengurus Daerah NTT dan diharapkan ketua dan pengurus dari 3 kabupaten dan 1 kota yang sudah terbentuk akan kembangkan PKBI cabang di daerah lain.

PKBI NTT juga sudah minta dukungan pemprov.NTT bagi PKBI NTT dalam rangka pembentukan PKBI di kabupaten-kabupaten membuka pintu PKBI di daerah.

“Saya berharap tentu nanti berkomunikasi untuk memberikan masukan apa yang menjadi prioritas bagi kemajuan dan kebutuhan PKBI NTT kedepan selama tiga tahun kepemimpinan mereka.” Ungkap pensiunan dosen Undana yang mengabdi selama 43 tahun ini bahkan pernah menjabat sebagai pembantu rektor 1 selama dua periode ini.

Pemateri dalam seminar ini adalah PKBI Pusat Josephine Marieta,M.PsiT – Psikolog, Dr UNDANA DR. Simplexius Asa, S.H,.M.H.

Sementara Maudy Taopan sebagai ketua Panitia Musda mengatakan bahwa MUSDA XII PKBI NTT secara organisasi merupakan forum tertinggi dan ini adalah forum para pengurus dan kebijakan dan semua orang yang dipilih atas suara dari relawan dan pengurus di kabupaten kota.|| jbr