Pendeta Nova : dukung program pemprov NTT dengan konsep wisata edukasi pertanian hortikultura

Ceritera Inspiratif Pertanian

KUPANG, TOP NEWS NTT ■■ Sosok petani hortikultura satu ini memang luar biasa. Ia punya impian lahan cabenya akan dibangunnya dengan sarana prasarana obyek wisata hortikultura dengan konsep wisata  edukasi.

Kepada media ini pendeta Nova menyatakan bahwa ia sudah punya konsep kebun cabenya bukan sekedar kebun, namun akan dibangun sarana dan program umtuk tempat wisata berbasis edukasi pertanian hortikultura. “Jadi orang bahkan anak sekolah bisa datang wisata sambil belajar banyak hal tentang pertanian hortikultura. Selain bisa duduk-duduk menikmati udara segar di lopo yang akan dibangunnya mengelilingi kebunnya yang seluas 2000 m2, tapi saya akan tambah 1000 m2 lagi jadi 3000 m2 untuk rencana tempat wisata edukasi pertanian hortikultura.  Saya ingin oramg bisa nikmati hijaunya tanaman cabe dan bunga yang akan ditanam di sepanjang pagar yang mengelilingi kebun ini. Jadi bukan sekedar kebun cabe saja.” Tandasnya tentang mimpinya.

Pendeta Nova dan 2000m2  lahan cabenya

Niat itulah yang membuat ibu 4 anak  yang juga  menjabat sebagai ketua majelis jemaat GMIT Viadolorosa Bileno, Klasis Kupang Timur, Kabupaten Kupang,  masih tetap komitmen meneruskan usaha pertanian hortikultura yang sudah dirintisnya sejak 2018 lalu.

Sosok perempuan tangguh yang sangat mencintai bercocok-tanam ini bernama lengkap Nova Rosalinda Frihastuty, S.Th.
Dan Media ini diundangnya khusus untuk mengujungi kebun cabenya di kelurahan Sikumana pada Rabu, 18 Desember 2019. Sebelumnya media ini sudah pernah menulis diruang “Kisah Inspiratif” (https://topnewsntt.com/2018/12/03/nova-rosalinda-frihastutys-th-pendeta-yang-rela-keluarkan-modal-rp-20-juta-demi-hobby-bertani-holtikultura/).

Tahun kedua ini pendeta Nova mulai menanam pada September 2019,  di lahan seluas + 2.000 m2 didepan rumahnya ia menanam 4.000 pohon cabe yang nampak sedang berbuah dan diprediski siap panen pada 26 Desember 2019 ini. “Kali ini beta (saya-red) tambah buka lahan sebelah timur atas dengan 4.000 pohon. Kalau tahun lalu masih tanam dengan 2.000 pohon di luas lahan 1.500 m2 bisa dapat 2 kali panen Rp30 juta dan tanda mata bisa bangun menara air seharga Rp7 juta untuk airi kebun, maka untuk panen tahun 2019 ni beta yakin dilahan 2.000 m2 dan 4.000 pohon cabe maka akan   hasilkan Rp70  juta.” Ujarnya tersenyum optimis.

Pendeta Nova sangat yakin dengan hasil panennya karena kali ini diakuinya ia sudah lebih serius dan berani berinvestasi. Ia sudah dari awal mempekerjakan pegawai untuk membantunya dalam bertani karena tugasnya sebagai gembala sidang pada Jemaat Viadolorosa Bileno, klasis Kupang Timur ia harus sering pergi ke jemaat yang lumayan jauh dengan kendaraannya. Selain tugas rutin berkhotbah setiap minggu pagi, harus juga ia memimpin ibadah-pernikahan, pemtabisan anak dan sidi, serta ibadah kedukaan dan syukuran-syukuran di jemaat yang selalu akan mengundang dirinya. Namun ia selalu punya jadwal memperhatikan tanamannya dan kinerja pegawainya di kebun.

Dengan kesibukan ganda sebagai pendeta dan ibu rumah tangga serta petani,   pendeta Nova tidak merasa terbebani. Malah ia merasa dengan bertani ia memiliki sebuah tamsya dan relaksasi yang memberi kepuasan tersendiri ketiga pulang melihat tanaman cabe sehat, subur dan memberi hasil memuaskan.

Diakuinya mengapa sampai ia tetap meneruskan usaha bertani hortikultura karena melihat hasil yang diperoleh dan  keuntungan yang bisa diperolehnya. Tahun 2018 ia bisa hasilnkan dua kali panen cabe dengan total penghasilan Rp30 juta dalam waktu 5 bulan. Dan bisa membangun menara air untuk menampung air sumur dan dialiri ke lahan cabe.

Dengan pendampingan PPL Panah Merah (Engky Bria) dan Roda Tani (toko pemasok produk pertanian di kota Kupang), maka 4.000 pohon cabe tahun ini, tandas Pendeta Nova semua sangat sehat, tumbuh seragam dengan semua pohon hasilkan buah dengan ukuran sesuai standar. Pendeta Nova yakin mampu hasilkan Rp70 juta.

Dengan pengalaman bertani hortikultura pendeta Nova ingin kembangkan usaha dengan berbagi pengalamannya kepada siapa saja akan keberhasilan dan keuntungan bertani hortikultura lewat wisata edukasi hortikultura. Ia berencana menambah jenis tanaman dengan sayuran seperti terung, dan beberapa varietas tanaman hortikultura dan bunga-bunga.”Semoga pengalaman dan kisah sukses saya menjadi petani hortikultura mampu memberi inspirasi untuk orang lain memilih jalur ini. Karena saya sudah alami dan buktikan. Bertani hortikultura bisa jadi profesi berjalan beriringan dengan profesi dan jabatan lain. Ada kepuasan tersendiri baik dari income dan secara psikology. Kita jadikan sebuah kegiatan wisata yang memberi relaksasi tersendiri terutama kepastian hasil secara ekonomk. Kebetulan saya orangnya suka bercocok tanam dan suka bersantai setelah kesibukan. Mengurus tanaman seperti memberi energy  baru yang mengasyikkan dan menambah penghasilan.” Ujarnya tersenyum.

Mimpi membangun wisata edukasi hortikulturanya dibuat pendeta Nova karena terinspirasi juga oleh program Gubernur dan wakil gubernur NTT Viktor-Josef yang menjadikan pariwisata sebagai prime mover perekonomian masyarakat NTT. Dan aspek pertanian sebagai salah sektor dasar yang jadi program prioritas pembangunan dari sektor lain seperti peternakan dan  perikanan demi menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera.” “Mimpi saya ini kan sejalan dengan program gubernur dan wakil gubernur NTT saat ini. Memgangkat sektor pertanian.” Ujar Nova.

Namun kendalanya utama adalah  air dan modal. “Pemerintah harus membantu warganya dengan membuat bendungan, embung atau sumur bor. Lalu dana bantuan pembiayaan usaha dan kendali harga pasar. Hentikan atau kendalikan pasokan hasil pertanian, perkebunan serta peternakan dari luar NTT. Hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan NTT harus merajai pasar. Buat kelompok binaan dengan bantuan dukungan pembiayan pinjaman bunga rendah atau dana pemberdayaan dengan pendampingan tenaga PPL. Kendalikan harga pasar dan kita jadi pemasok ke luar NTT. Kalau pemerintah perhatikan ini naka masyarakat akan sejahtera.” Tandasnya.

Untuk pola pendampingan oleh PPL pendeta Nova dengan tulus mengapresiasi managemen pendampingan yang sudah diberikan oleh Toko Roda Tani (toko Produk Pertanian ) yang dinilainya sangat bertanggungjawab terhadap produk bibit, pupuk dan pestisida yang dijual dengan memberi pendamping dari setiap produk tersebut bagi setiap petani yang mau berhasil dalam pertanian hortikultura. “Bahkan sebenarnya kalau pemerintah mau rendah hati, pola pendampingan Roda Tani, Panah Merah dan Nufarm harus dicontoh. Karena pendapingan yang kontinyu dari awal pemilihan bibit, pupuk dan pestisida, pemilihan dan persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan,  panen sampai pada pemasarannya. Kita bisa konsultasi kapan saja tentang pertanian hortikultura. Dan bantuan support materil dan inmateril lainnya yang saya dengar dilakukan oleh pak Heri dan Tim selama ini. Pemerintah harusnya mau belajar dari pola pendampingan Roda Tani, cs. Sangat menolong dan sudah banyak oramg terbantu. Pak Heri seorang motivator ulung. Dan pendampingnya adalah orang-orang yang benar-benar ahli dibidang pertanian hortikultura.” Ujar pendeta Nova akhiri wawancara kami.■■ juli br