Pameran Museum Temporer Senjata Tradisonal NTT “Bilah & Bedil di Bumi Cendana” Tarik 3.364 Pengunjung
Kupang, TopNewsNTT.Com|| Luar biasa, Pameran Museum Temporer “Bilah & Bedil di Bumi Cendana” Perkembangan Senjata peradaban di NTT berhasil menarik 3.364 pengunjung.
Hal ini dilaporkan ketua panitia penyelenggara Kiswa Dahlia kepala seksi pengkajian dan penyelamatan koleksi UPTD Museum Provinsi NTT pada penutupan pameran yang diselenggrakan oleh UPTD Museum Daerah Provinsi NTT pada Jumat, 22 Nopember 2024 bahwa pameran yang menampilkan 133 koleksi senjata tradisonal NTT dan berbagai pentas seni budaya NTT pada malam hari dari 16 etnis yang memeriahkan pameran temporer ini bahwa 3.364 pengunjung tersebut merupakan pengunjung akses langsung (2.360 pengunjung) dan akses tak langsung atau di media sosial dan youtube UPTD Museum NTT (1.024 pengunjung).
“Pameran kali ini berlangsung dengan sukses dengan pengunjung langsung ke museum dan lewat chanel youtube Museum NTT, dan mencatatkan total pengunjung 3.364 kunjungan yakni dari akses langsung ke musuem sebanyak 2.360 pengunjung dan akses tidak langsung atau dari pengunjung chanel youtube dan media sosial sebanyak 1.024 pengunjung. Pengunjung adalah pelajar mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, mahasiswa dan masyarakat umum kota kupang dan kabupaten Kupang.” Jelas Kiswa Dahlia.
Sementara itu kepala UPTD Museum Daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Aplinuksi Asamani menutup pameran menyatakan pameran museum temporer Senjata tradisional “Bilah & Bedil Di Bumi Cendana, Perkembangan Senjata dalam.l peradaban di NTT ” yang berlangsung selama 4 hari ini (29-23 Nopember) dan mengapresiasi kesukseksan penyelenggaraan pameran sebagai bagian dari pelayanan umum museum bukan saja hanya melestarikan warisan budaya tetapi menyediakan ruang literasi pendidikan sejarah dan perkembangan budaya sains dan teknologi yang menjadi inspirasi dan melahirkan kreatifitas di bidang budaya.
“Kemajuan teknologi yang semakin canggih menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya nilai-nilai budaya pada generasi muda. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi.” Sebut Aplinuksi.
Ia menambahkan, bahwa budaya adalah keseluruhan sikap dan perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh anggota masyarakat tertentu.
“Terbatasnya informasi terhadap nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat, pada masa modern yang coba disediakan oleh museum dengan berbagai kegiatan publik diantaranya pameran ini.” Ujar Aplinuksi.
Ia berharap lewat koleksi yang dimiliki Museum Daerah Provinsi NTT dapat memunculkan pembentukan identitas atau jati diri, penanaman nilai-nilai luhur dan dapat menjadi pedoman untuk melihat dan merencanakan masa depan dengan berkaca pada masa lalu.
“Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mengagungkan dan melestarikan identitas budayanya. Sebab tanpa akar budaya yang kokoh suatu bangsa atau masyarakat akan mudah rapuh diterpa penetrasi gelombang budaya luar.” Tegasnya.
Menyaksikan pameran museum, ungkapnya, “Ibarat mengurai realitas kehidupan masyarakat tempo dulu untuk menata hari ini dan merancangkan hari esok. Karena disinilah kita dapat melihat secara langsung cara pikir, pandang dan berbuat serta hasil karya masyarakat jaman dulu dan perkembangannya masa kini serta prospek pengembangan kedepan.”
Semua senjata yang tersaji dalam pameran, tambah Aplinuksi, “adalah saksi tentang masa lampau serta masa kelam masyarakat kita yang menggunakan alat bantu untuk berburu dan serta melewati peperangan antar kelompok, masa berburu hingga kita saat ini kita melaksanakan tarian dengan menggunakan sejata tradisional.”
Diakhir sambutan menutup pameran, Aplinuksi mengajak ssmua pihak bersama membangun kebudayaan NTT,
“Mari peduli dan lestarikan alam dan budaya di NTT. Karena disinilah kita berakar, bertunas, dan membuahkan nilai peradaban dalam kehidupan bermasyarakat.” Ajaknya akhiri sambutan.|| jbr