Maksi Nenabu, : “pesan Wagub Nae Soi untuk PUPR NTT Bangun Infrastruktur butuh Kolaborasi Anggaran”
NTT, TOP News NTT■■ Demikian pernyataan Maksi Nenabu, Kadis PUPR NTT terkait pesan Wagub.Josef Nae Soi saat kunjungan kerja ke dinas ini pada Kamis, 15/10 lalu.
“Iya benar, bapak wakil gubernur NTT datang berkunjung ke dinas kami intinya adalah untuk memberi semangat, dorongan karena pencapaian kinerja pembangunan infrastruktur jalan yang jadi komitmen gubernur dan wakil gubernur NTT dan jadi tugas dinas kami sudah kami lakukan dan menjadi penting untuk menjawab visi misi kedua pemimpin. Titik berat dukungan bapak wagub adalah ke infrastruktur yang diakui beliau luar biasa berat. Dan beliau merasa penting untuk datang lihat apa yang sudah, sedang dan akan dibuat Dinas PUPR NTT untuk wujudkan visi misi keduanya di bidang infrastruktur hingga 2023 nanti. Kesimpulanya, beliau nyatakan untuk bangun infrastruktur NTT butuh kolaborasi semua pihak baik pemerintah pusat hingga daerah, swasta dan pihak lain.” Pungkas Maksi kepada media ini, Jumat 16/10 di ruang kerjanya.
Kepada Wagub Nae Soi, aku Maksi disampaikannya catatan capaian yang sudah dilakukan, sedang dan akan dikerjakan di tahun anggaran 2021-2023. “Beliau apresiasi dan tetap mendorong untuk kita terus kerja keras. Bapak wagub ingatkan kami untuk kerja apa adanya dan lurus, juga ingatkan bahwa PUPR adalah yang rawan.” Ujar Maksi santai.
Wagub Nae Soi, lanjut Maksi, juga melihat tentang kebutuhan anggaran yang begitu besar karena infrastruktur yang masih sangat dibutuhkan.
“Jalan kemarin sudah selesai, tapi air minum dan irigasi kebutuhannya masih banyak. Wagub ingatkan nanti beliau masih punya tanggungjawab ke Jakarta, beliau akan berusaha cari sumber-sumber lain untuk penuhi kebutuhan anggaran.” Ungkapnya lagi.
Progres untuk pelaksanaan program infrastruktur jalan, jelas Maksi,
“Yang sudah dicapai oleh Dinas PUPR NTT dari beban ruas jalan 2.650 km yang jadi tanggung jawab dinas ini terdiri dari jalan yang dalam kondisi tidak mantap sepanjang 906,74 km. Sampai Okotober 2020 kita sudah selesai kerjakan mencapai sepanjang 372,74 km, dengan 906,74 km jalan tidak mantap, yang mantap ada 1.743 km ditambah capaian 373 km, total yang selesai dkerjakan atau disentuh menjadi sepanjang 2.115 km, sisanya nanti di 2021 kita programkan sepanjang 545 km.”
“Jadi pencapaian pembangunan ruas jalan sudah 372 km dari komitmen gubernur dan wakil gubernur sepanjang 906,74 km tersebut di tahun anggaran 2020 dengan anggaran dari pnjaman Bank NTT sebesar Rp150M, dan Pinjman PT SMI sebesar Rp189M, ada juga DAU dan DAK (Rp130-an M) total mencapai Rp372 M.” Ungkapnya.
Sudah diprogrmkan di tahun 2021 untuk selesaikan sisa jalan sepanjang 545 km masih butuh anggaran sebesar Rp890-an M lebih yang saat ini masih dalam proses pembahasan yaitu dari pinjaman Bank NTT dan PT SMI.
“Intinya bapak Wagub minta kedepannya kita kerja dengan baik dan semangat, kepada kotraktor kerja dengan baik.” Tandasnya.
Kendala, menurut Maksi hanya terkait kesiapan rekanan kerja saja, “Karena mereka juga punya pekerjaan lain sehingga tidak bisa simultan tapi kita tetap dorong saja agar semua dikerjakan dengan baik sesuai rencana.” Ujarnya tenang.
Untuk tahun 2021 sudah usulkan juga jaringan air bersih dari mata air yang sudah ada kepada masyarakat.
“Kita siapkan 20 paket jaringan instalasi aie bersih yang akan dikerjakan di tahun 2021. Untuk sampai ke sambungan rumah harus kolaborasi dengan pemkab. Untuk 20 paket jaringan instalasi air bersih itu dengan anggaran Rp75 miliar, termasuk ada juga satu paket mesin penyulingan air laut menjadi air tawar. Sumber daya air baku irigasi, rencananya akan bangun 22 embung sesuai usulan yang masuk dan desain kami. Membuat embung prosesnya banyak karena harus melihat lokasi dan kondisi tanah harus penuhi syarat pembangunan embung, tidak boleh tanah yang dengan resapan air tinggi. Semuanya berbasis kepada perencanaan desain. Sedangkan untuk sumur bor masih jadi kewenangan dinas ESDM karena UU lama, memang rencananya akan dialihkan ke PUPR NTT tapi masih tunggu regulasinya.” Ungkapnya menjelaskan.
Tapi untuk atasi kekeringan dan penuhi kebutuhan air baku, menurut Maksi, tidak ada jalan lain dengan bangun infrastruktur pendukung seperti embung dan sumur bor di 22 kabupaten tapi harus kolaborasi dengan kabupaten dan lembaga lain, tidak bisa dibebankan semua ke pihak provinsi NTT.
“Sistem yang dibangun dalam percepatan infrastruktur jalan dan air sampai tahun 2023. Tahun 2021 kita programkan yang sisa ruas jalan sepanjang 545 km, tidak semua lnya akan di aspal. Sistem kita adalah yang di tahun 2020, tidak semua diaspal tapi tetap disentuh; kami aspal di ruas jalan yang ideal untuk di aspal dan di lokasi yang hanya bisa pengerasan kami lakukan pengerasan. Tapi tetap semuanya disentuh dulu. Dengan tujuan untuk mengurangi waktu tempuh yang awalnya tinggi menjadi rendah untuk bagian yang diaspal maupun pengerasan. Tahun 2021-2023 kita akan aspal lagi jalan yang belum aspal. Jadi target gubernur dan wakil gubrrnur akan selesaikan 906,74 km dalam waktu 3 tahun sampai 2023. Sampai Oktober 2020 semua sudah disentuh, sudah tercapai dengan sebagian di aspal dan sebagian dilakukan pengerasan. Jalan dengan kualitas rendah dan waktu tempuh tinggi kita ubah menjadi kualitas meningkat dan waktu tempuh dikurangi. Semua bisa dilakukan tidak hanya bisa dengan APBD saja, apalagi pada masa pandemi ada recofusing, maka kita harus lakukan pinjaman daerah. Pilihannya tidak semua bisa diaspal, tapi tetap disentuh walau hanya dengan pengerasan.” Jelasnya.
Sebelum masa kepemimpinan VB-JNS, menurut Maksi,
“Lambatnya pembangunan infrastruktur jalan akibat konsep program yang hanya konsentrasi kepada aspal saja, sehingga dengan kemampuan APBD yang terbatas maka rata-raya di kabupaten, hanya mampumengerjakan 1 ruas jalan saja setiap tahunnya. Sehingga dengan kemampuan APBD kalau misalnya 3 ruas jalan pun tidak bisa semua dibangun, kalau pun bisa dibangun palingan yang mampu diaspal hanya 1 atau 2 kilo saja. Misal 1 ruas panjang 60 kilo yang rusak, kemampuan jika 1 tahun kita bangun 1 kilo maka akan butuh 20 tahun untuk selesaikan 60 kilo tersebut. Habis aspal 1 kilo, belum 1 tahun sudah rusak. Makanya langkah luar biasa gubernur dan wakil gubernur sekarang adalah dengan terobosan menyentuh semuanya sekligus baik aspal maupun pengerasan dengan langkah berani pinjaman daerah. Dan sisa jalan yang sepanjang 545 kilo akan mampu diselesaikan tahun 2023, itu targetnya. Janji menyentuh dan menyelesaikan sudah tercapai, tinggal mengaspal yang belum diaspal.” Terangnya.
Untuk inatalasi air bersih, ulas Maksi,
“Berdasarkan data PUPR, di NTT ada 1.100 kk yang butuh layanan air bersih layak. Dan sementara dalam progres dan kolaborasi dana dengan APBN (Pansimas). Dari sisi penyediaan air baku rencananya PUPR NTT akan bangun embung. Idealnya sih 1 desa 1 embung, artinya di NTT ada 3.065 desa ya sebanyak itu seharusnya embung. Dari provinsi yang sudah dibangun sebanyak 146 embung. Balai sudah bangun embung sebanyak 1000 lebih. Sedangkan PUPR NTT sudah bangun 146 buah embung, itu akumulasi hingga Oktober 2020. Rencananya akan dibangun lagi 5 embung, tapi hanya bisa satu di 2019. Sedangkan untuk tahun 2020 baru 3 yang berhasil dibangun. Ini yang sedang didorong di tahun 2021, usulan agak banyak akann dibicarakan di APBD murni 2021 untuk 22 embung dengan anggaran sebesar Rp35 miliar. Target sampai tahun 2023 adalah 497 embung. Kami berharap balai bisaa kolaborasi dan bangun karena kapasitas fiskal mereka banyak, mereka biasanya bisa bangun diatas 50 embung setiap tahunnya.” Ungkapnya lagi.
“Komitmen PUPR NTT akan diselaraskan dengan komitmen gubernur dan wakil gubernur untuk mencapai visi misi gubernur dan wakil gubernur NTT.
Wagub juga cermati NTT masih butuh sumber keuangan lain untuk wujudkan program infrastruktir air bersih dan air baku serta rumah layak huni.” Tandas Maksi.
Untuk rumah layak huni sebenarnya di tahun 2019 sudah diprogramkan, tapi karena covid maka tidak jadi, makanya di tahun 2021 sudah dibahas untuk diusulkan lagi sampai 1000 rumah layak huni sesuai anggaran.
“Di NTT rumah tidak layak huni ada 640 rb di seluruh NTT dan akan dimutahirkan dan dikolaborasikan dengan Balai Penyediaan Perumahan untuk pencapaiannya.” Jelasnya diakhir wawancara.■■ juli br