Ketua Sinode Minta Pj.Gub NTT Gunakan Bahasa Kalbu Saat Lakukan Pendekatan Dengan Masyaraka

Birokrasi

KUPANG, TOPNewsNTT|| Ketua Sinode GMIT Pdt.Mery Koimon ketika diwawancara media usai disambangi  Penjabat Gubernur NTT Ayodia G.L.Kalake di kantornya dengan ramah dan welcome sampaikan hasil pertemuannya dengan Penjabat Gubernur asal Adonara yang akrab disapa Ody kepada awak media.

“Intinya dari kunjungan pak penjabat gubernur tadi kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih  untuk kepercayaan yang diterima dari Kementerian Dalam Negeri dan bapak presiden. Dan kami bersyukur bahwa beliau diutus untuk datang ke NTT dengan memperhatikan kekayaan pengalaman beliau, baik di sektor swasta maupun pemerintah.” Ujar Bunda Mery.

“Kami berharap bahwa sebagai anak tanah (Lewo Tanah) yang kembali  yang kembali, beliau pulang membangun dan  Negeri dengan kekayaan energi individu, nilai-nilai keluarga, jaringan usaha,  pembangunan bangsa,  perusahaan dengan dunia internasional akan dibawa pulang untuk membangun Nusa Tenggara Timur. Kami pikir bahwa 1 tahun itu waktu yang tidak panjang, tetapi semoga beliau akan pulang dengan meninggalkan jejak kaki yang baik bagi pembangunan Nusa Tenggara Timur.” Ujarnya berharap.

“Kami juga menyisipkan pentingnya untuk kita bekerja sama dengan semua stakeholder di daerah ini, dengan media,  dengan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, lembaga keagamaan, masyarakat adat dan juga menghargai kelompok-kelompok masyarakat dengan aspirasi-aspirasinya.” Sebut Bunda Mery.

“Kami juga meminta supaya dengan latar belakang kekayaan Kementerian investasi yang sekarang dia sebagai sekretaris Kementerian itu juga akan memberi perhatian pada pengembangan potensi yang ada. Misalnya satu kekayaan besar kita itu garam yang sempat disebutkan akan mau didorong tapi mungkin karena turun hujan dan juga pandemi kemarin terhalang nah kami berharap bahwa potensi besar ini bisa dikerjakan tapi tetap dengan menghargai hak-hak masyarakat adat kita dan juga memberi perhatian serius pada kelestarian lingkungan hidu.” Ungkapnya.

“Jadi itu hal-hal yang kami sampaikan kami mohon perhatian beliau. Seperti antara lain agenda perdagangan orang, stunting dan  kekerasan terhadap perempuan dan anak,  antisipasi kekeringan yang hebat akibat El Nino yang menghantam banyak wilayah di Indonesia dan juga kondisi sekolah-sekolah swasta sektor  pendidikan itu kami mohon perhatian beliau.” Sambungnya.

“Lalu kami juga menyampaikan kami bahwa  tetap berkomitmen sebagai Sinode  untuk bekerja sama dengan pemerintah, mendorong kemajuan masyarakat kita dan menjaga entitas tetap kami aman selama pemilu dan kami juga memberi diri kolaborasi dengan pemerintah.” Kata Bunda Mery.

“Untuk itu kami mohonkan juga kepada beliau untuk ketika lakukan pendekatan dengan masyarakat memperhatikan komunikasi yang baik dengan masyarakat, saya sampaikan tadi bahwa NTT punya banyak bahasa daerah tapi yang paling efektif untuk menggerakkan kemajuan daerah kita ini adalah bahasa kalbu, bahasa yang konstruksi yang memberi daya dan memberi harga diri kepada masyarakat kita.” Tegasnya.

“Dan kami mendorong untuk pemerintah bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat dan upayakan perbaikan Nusa Tenggara.” Sebut Bunda Mery.

Sementara Penjabat Gubernur, menurtu Bunda Mery memberi Respon yang sangat positif, “Beliau mengatakan bahwa dia punya pemgalaman juga terkait perdagangan orang karena beliau pernah melayani di Hongkong dan di kedutaan besar,  di sana menurut beliau penting sekali membangun sistem yang baik dan di peluang era digital bagi kita untuk melihat penanganan traficking.” Jawab Bunda Mery.

Sementara untuk stunting, Lanjutnya, “Beliau bilang itu bagian salah satu amanat yang diterima untuk kerjakan di Nusa Tenggara Timur dan beliau mengatakan : “Beri saya waktu untuk menanganinya. Demikian juga tentang garam. Beliau mendengar semua itu  beliau katakan  akan menggunakan seluruh channel yang ada untuk harkat dan martabat Nusa Tenggara Barat.” Tutup Bunda Mery menerangkan.

Sementara Penjabat Gubernur Ody Kalake yang berusaha  dimintai keterangan baik di Sinode GMIT maupun Keuskupan Agung enggan memberi keterangan. Ia hanya mengatakan “Saya datang minta dukungan pimpinan Lembaga Agama.” Dan langsung naik ke mobil, menutup kaca dan berlalu.|| jbr