Kadis P & K NTT Berharap Jumlah Pengunjung Pameran Museum Temporer Maritim Berimbang Dengan Jumlah Peminat Sekolah Perikanan Di NTT

NTT, TOPNewsNTT| Kadis Pendidikan Dan Kebudayaan NTT Linus Lusi dalam sambutan menutup pameran Museum Temporer Budaya Maritim NTT (Sabtu, 12/11) menanggapi laporan Kepala UPTD Museum Daerah bTT Aplinuksi Asamani bahwa selama 4 Hari Pameran, tercatat totoal pegunjung sebanyak 4.543 orang yang terdiri dari pengunjung online di website Museu sebanyak 3 420, dan pengunjung offline ke museum sebnyak 1.1.20 orang.
“Dari laporan ketua panitia tadi ada sekitar 3.000 lebih pengunjung dan itunadalah sebuah angka yang luar biasa besar untuk sebuah pamerah. Tapi pertanyaannya dari kunjungan yang 3.000 lebih itu, berapa orang siswa yang tertarik masuk ke sektor perikanan dan kelautan, dan berapa banyak yang mau masuk ke sekolah-sekolah kelautan yang ada di NTT seperti politeknik kelautan dan perguruan tinggi kemaritiman, SMK pelayaran di Lasiana sana? Dapatkah Museum memberi pengaruh bagi para siswa dan lulusan PT Perikanan dan kelautan untuk melirik sektor itu? Itu harus pasti! supaya pameran yang untuk begini bagus bisa ada dampak positifnya untuk generasi muda teristimewa generasi zat yang memiliki masa depan dalam bonus demografi” kata Linus.
Linus juga mengingatkan bahwa berbicara tentang budaya maritim NTT, seperti pernyataan PJ Gubernur NTT yang selalu ingatkan bahwa lautan NTT lebih luas dari daratan, tantangan yang terbesar saat ini adalah perubahan iklim yang memberikan dampak sama besar kepada ekosistem laut dan kelangsungan hidup manusia.
“NTT sebagai daerah kepulauan memiliki luas daratan yang garis pantainya kurang lebih 5.700 km dan ini menandakan masyarakat NTT di masa lampau telah memanfaatkan kekayaan laut untuk pembangunan dan kemakmuran. Maka itu harus diperhatikan dan di edukasi sebagai pembelajaran, maka pameran ini adalah memberikan sebuah bahwa sebuah kebudayaan yang lahir dan tumbuh dan berkembang karena ada proses asimilasi pada proses industri akan keluar dari kontak-kontak dengan budaya-budaya luar. Tapi dalam momentum kesempatan ini juga para pimpinan sanggar mata karya-karya sanggar tentu tidak terlepas dari tarian-tarian yang melahirkan aspek-aspek keseharian dan kehidupan tempo dulu dalam segmen masyarakat tertentu.” Sebut Linus.
Kadis P & K mengingatkan bahwa kita tidak boleh berhenti dari budaya maritim tetapi kita juga memiliki budaya agraris, kemudian budaya industri dan saat sekarang trend Global budaya kecerdasan buatan.
“Tiga budaya ini dan budaya maritim merupakan cerita tempo dulu, yang dengan bahan dan peralatan yang sangat sederhana memberi sebuah imajinasi pendidikan kepada kaum intelektual dan akademisi sehingga merancang berbagai peralatan-peralatan modern untuk mengelola laut yang begitu luas dengan kekayaan alam yang begitu banyak.” Pungkasnya.
Linus meminta agar cerita tentang malam ini tidak cukup untuk sekedar romatisme masa lalu, tidak cukup. “Museum ini bukan tempat untuk menceritakan romantisme masa lalu, tetapi dijadikan sebuah refleksi untuk diambil sebuah tindakan strategis dalam tata kelola program dan berkolasi kolaborasi dengan semua pihak agar menarik masyarakat berkunjung ke sini. Manfaatnya bukan sekedar hanya melihat kerajinan dan karya oriental paralel kita tempo dulu dalam keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, tetapi memiliki efek domino di dalam karya intelektual yang mendukung ekonomi biru yang sesuai komitmen Kementerian Kelautan. Mimpi besar kita maupun pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, teristimewa para ahli budaya” ujarnya.
Linus menambahkan, bahwa nilai-nilai budaya maritim yang kita miliki yang sangat dibutuhkan informasi-informasinya oleh sekolah perikanan dan pelayaran serta Politeknik yang berkaitan dengan kemaritiman. “Dan kolaborasi sangat dibutuhkan, terlebih dalam rekayasa teknologi kelautan untuk membantu para nelayan di ekosistem tidak boleh berhenti tampilkan. Baik tampilan-tampilan dari sanggar-sanggar maupun program-program harus mempengaruhi sebuah kebijakan. Pertanyaannya kebijakan apa?” Kata Linus.
Tentu secara internasional harus berkolaborasi dan berkomitmen dengan dunia pendidikan yang membangun gedung sekolah yang secara internal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan guru Kelautan dan Perikanan seperti apa, sehingga bisa menjadi fasilitator yang baik dan menjadi edukator yang baik bagi generasi yang memilih bidang kelautan ini, teristimewa di Sekolah Pelayaran, SMK 7, SMK Pelayaran di Lasiana dan tingkat SMA yang memilih jurusan kelautan dan periknanan. “Kepada para narasumber yang sudah mengkonstruksikan pengetahuan sehingga manajemen internal ini memberikan sebuah makna baru di dalam sebuah program untuk sebagai hiburan. Selain hiburan juga memberi informasi kepada masyarakat setempat bahwa yang dilakukan daerah pinggiran pantai dan kota-kota yang berbasis maritim budaya maritim di pantai sepanjang garis pantai, Oesapa, Alak, Flores dan juga budaya pegunungan adalah bagian-bagian tertentu yang mana penjabat Gubernur di dalam setiap kesempatan mengingatkann agar kita memperhatikan sumber daya manusia yang bisa diarsiteki, tetapi dibutuhkan kerjasama yang bagus agar selalu ditonton banyak orang baik secara langsung maupun secara online di website Museum Daerah NTT. Dan itu kembali kepada langkah-langkah strategis dan kolaborasi lebih lanjut.” Ujarnya.
Sementara Aplinuksi Asamani (Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT) sebagai ketua panitia Pameran Museum Temporer Budaya Maritim Masyarakat Provinsi NTT sampaikan laporan pada penutupan
Bahwa pameran yang berlangsung dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 11 digelar dengan fokus kepada pameran benda koleksi museum terkait tradisi budaya maritim yang dimiliki oleh UPTD museum daerah provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 60 koleksi.
“”Pada pameran ini juga dilakukan pentas seni budaya yang melibatkan seluruh etnis yang ada di Nusa Tenggara Timur (16 etnis) yang turut berpartisipasi. Selain itu dilakulan juga kunjungan riil ke museum daerah provinsi Nusa Tenggara Timur juga akses ke museum melalui kunjungan melalui YouTube Facebook dan Instagram museum daerah Nusa Tenggara Timur tercatat oleh panitia sebanyak 3.420 pengunjung dan ada kunjungan langsung sebanyak 1.120 pengunjung sehingga total seluruh pengunjung sebanyak 4.543 orang. Ini hal yang luar biasa. Pengunjung ke pameran ini berasal dari pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK, sekota Kupang, kabupaten Kupang serta peninjau dari museum lokal budaya Unsen (Universitas Cendrawasih) Papua.” Sebut Aplinuksi bangga.
Ia mengingatkan lagi bahwa museum daerah sedang melaksanakan tugas bagaimana merawat, mengkomunikasi, menginformasikan, mendistribusikan informasi kepada masyarakat kegiatan ini tentang koleksi budaya dan sejarah di museum sebagai baham informasi kepada masyarakat dan menjadikan Museum sebagai tempat belajar masyarakat NTT.
Usai penutupan pameran, kadis didampingi Kepala UPTD Museum Daerah NTT mendampingi Kadis P & K Provinsi NTT lakukan kunjungan ke ruangan dimana 60 benda koleksi budaya maritim NTT dipamerkan.|| jbr