Jonas Salean sebut kejadian penarikan Nakes saat Vaksin sebagai masalah serius

KUPANG, TOPNewsNTT|| Demikian pernyataan Jonas Salean sebagai Ketua DPD 2 Partai Golkar Kota Kupang terhadap perintah penarikan Nakes saat vaksinasi terhadap 250 warga Kota Kupang (Rabu, 20/10) di kelurahan Lasiana sebagai masalah serius yang akan ditindak lanjuti dengan laporan ke Ketua DPD 1 NTT Partai Golkar dan pengusutan oleh Fraksi Golkar di DPRD Kota Kupang meminta penjelasan dan pertanggungjawaban Kadis Kesehatan dan Walikota Kupang.
Jonas menyebutnya masalah serius lantaran apa yang dilakukan Partai Golkar di Kota Kupang lewat Program Strategis Yellow Clinic adalah menindaklanjuti program nasional presiden RI dalam rangka menciptakan Herd Immunity demi membebaskan Indonesia dari Covid-19, yang lewat DPP parati Golkar diperintahkan untuk dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia lewat Yellow Clinic, termasuk di NTT sudah dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota Kupang lewat Yellow Clinic
Kronologis lengkap, via telepon seluler (Rabu, 20/10) Jonas menjelaskan,
“Jadi yang sebenarnya terjadi tadi, kan Hari Ulang Tahun partai Golkar kw-67. Dan salah satu program strategis Partai Golkar itu bangun Yellow Clinic dari 8 Program Strategis. Ada di 13 provinsi termasuk Kota Kupang. NTT di kota Kupang.” Jelas Jonas.
“Acara tadi pertama vaksin bagi 250 orang. Vaksinasi dikoordinir oleh Koordinator Yellow Clinic Zeyto Ratuarat, termasuk tenaga Kesehatan semua dikoordinir dengan Dinas Kesehatan, yakni Nakes dari Dinas Kesehatan Oesapa.” Terang Jonas.
“Kegiatannya ada 3, yakni vaksinasi untuk 250 penduduk, kedua ada bantuan sosial dari Ketum Partai Golkar pak Erlangga dan ketua DPD 1 Partai Golkar Melky Laka Lena berupa sembako dan makanan untuk ibu hamil dan anak balita. Itu dari ketum dan ketua DPD 2.” Jelas merinci.
“Untuk pengresmian Yellow Clinic dimulai jam 11.00 wita. Tapi kegiatan vaksin sudah dimulai dari pukul 08.00 wita. Nanti kegiatan pembagian bansos sembako dan makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak balita dari Ketum nanti setelah resmikan.” Tandas anggota DPRD Provinsi NTT ini.
“Nah saya ke sana pukul 10.10 wita. Tiba di lokasi, kepala puskesmas Oesapa lapor bahwa ‘kami diperintahkan Kadis Kesehatan yang diperintahkan oleh walikota untuk hentikan vaksinasi. Jadi tanya berapa yang sudah selesai katanya baru 60 orang dari jatah 250 orang.”
“Saya panggil ketua koordinator Zeyto, Tellend Daud dan Kapus Oesapa, kita duduk di ruangan dan saya tanya terus solusinya gimana untuk yang belum divaksin? Masyarakat yang sudah daftar ini tolong diselesaikan. Jangan tidak selesaikan divaksin. Yang sudah terdaftar divaksin ada 60. Jadi kepala puskesmas entah dokter siapa namanya saya tidak tahu intinya perempuan, dia bilang ‘kami takut pak, kami diancam. Oleh kadis.” Sekarang kepala dinas oming lain. Kita rapat diruangan ini, dan kita lapor ke DPD 1. kita bilang ini gimana? Kita acara kan hanya gunting pita saja. Sambutan sedikit saja dari ketua fraksi, terus saya dan resmikan dan selesai. Setelah resmikan nakes semua sudah tidak ada. Nakes dengan semua barang-baramg gitu banyak, komputer semua sudah tidak ada. Kan komputer untuk sertifikasi toh. Jadi itu ceritanya.” Tandas Jonas.
“Jadi apa yang disampaikan kepala dinas itu tidak betul. Ini kapus Oesapa yang katakan, kita tidak tahu. ‘Perintah kadis kesehatan dr.Retno” katanya dapat perintah dari walikota suruh hentikan. Jadi itu keterangan kapus Oesapa. Kita tidak tahu. Kepala Puskesmas kita rapat kita semua ada banyak-banyak disitu.” Kata Jonas.
“Makanya pada saat sambutan saya minta maaf kepada warga yang belum divaksin dan sudah daftar. Kurang dari 250 sisanya itu. Sebenarnya bisa. Walau minta jam 11.00 wita, ini kan pelayanan dan ini hari libur. Kan ada sertifikasi. Jadi kita bukan mau cari apa kek, beruntung ada klinik kan? Itu milyar klinik dengan alat medis, ada ruangan bersakin juga untuk masyarakat sekitar situ, jangkauan pelayanan lebih dekat gitu. Jadi bukan untuk kepentingan politik seperti yang mereka bicara. Saya anggota DPRD provinsi kok sampai 2024.” Tukas Jonas.
“Yang laporkan kepala puskesmas Oesapa. Jadi itu cerita sebenarnya. Bukan saperti yang dr.Retno omong itu. Seperti contoh yang kita lakukan di Kantor DPD 2 kita sampai jam 2 juga masih bisa dilaksanakan. Karena kita cari orang untuk vaksin, kan bersyukur kita ikut bantu. Walau di kota sudah 80% dari taeget pemerintah pusat yang tentukan 70%. Kan kehadiran Yellow Clinic kan kebijakan pusat bukan kita. Kita tidak mungkin sampaikan ke publik jika tidak ada laporan dari kapus Oesapa. Kita telepon ke kapus (Oleh Yos Dogon) untuk lanjutkan vaksin, tapi tiba-tiba kita lihat Nakes sudah tidak ada lagi. Itu petugas su angkat semua barang tu. Kalau kesepakatan dengan Zeyto jam 11 kan orang masih ada..kita bisa bicara. Kan kita masih sibuk-sibuk.”
“Serius kita akan minta fraksi kita di kota untuk minta penjelasan kepala Dinas Kesehatan dan Walikota. Ini masalah serius karena ini program nasional vaksinasi massal dalam rangka capai herd immunity. Ini tidak main-main.” Tandas Jonas Serius akhiri penjelasannya.|| juli br