Ini Langkah Strategis Pemerintah NTT Antasipasi Dampak Seroja dan Covid-19 di NTT

Bencana Alam Birokrasi Kesehatan Pertanahan Regional

NTT, TOPNewsNTT|| Pemprov.NTT melalui Biro Administrasi Pimpinan  menggelar Bakohumas untuk membahas langkah-langkah strategis pemerintah provinsi NTT menjamin ketersediaan pangan dan langkah preventif menekan laju perkembangan Covid-19 di NTT. (Aula Hotel Ima Selasa, 27/04).

Menurut ketua panitia penyelenggara Kasubag.Penyiapan Materi Pimpinan France A.Tiran,SS, latar belakang penyelenggaraan Bakohumas kedua tahun 2021.

Tujuannya adalah memberikan penyebarluasan informasi tentang langkah-langkah strategis menjamin ketersediaan pangan di NTT pasca Badai Seroja.

Dan mempersiapkan langkah preventif penanganan penyebaran virus Covid-19 di NTT dan penanganan pasien dan langkah preventif pencegahan munculnya klaster penyebaran di wilayah terdampak dan kamp pengungsian.

Pemateri Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan provinsi NTT yang diwakili oleh Kabag.Stef Lay, Kadis Kesehatan dan Dukcapil NTT (dr.Messerasi Ataupah).

Kegiatan dibuka oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Samuel Rebo yang membacakan sambutan gubernur NTT.

Dalam sambutannya gubernur NTT menyatakan akibat bencana seroja ribuan orang harus kehilangan rumah, hilang dan luka dan meninggal ratusan ribu.

Selain itu terjadi kerusakan ringan, sedang dan berat di bidang infrastruktur jalan, jembatan, listrik dan internet. Juga kerusakan parah di infraatruktur  pertanian yang dapat mengakibatkan kelaparan, peternakan, kelautan. Serta ribuan orang dipengungsian di wilayah terdampak Malaka, Belu, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Sabu Raijua,

Karena itu gubernur meminta pihak terkait dalam penanganan dampak bencana segera melakukan pendataan dan pengkajian dampak serta langkah strategis penanganannya agar jangan terjadi kelaparan.

Terkait pencegahan Covid pasca badai seroja adalah membuat strategis penanganan yang tepat agar jangan makin meningkat terutama di wilayah terdampak dan kamp pengungsian.

Langkah penanganan strategis juga diperlukan bagi para korban terinfeksi covid agar bisa pulih kembali dan jangan jatuh korban meninggal.

Gubernur juga meminta semua yang hadir agar bisa memberi masukan yang positif bagi pemerintah untuk menyusun dan mengambil langkah strategis dalam penanganan penyebaran Covid-19 di NTT agar jangan lagi kita hadapi bencana non-alam yaitu Cobid-19.

Stef Lay Kabid Tanaman Pangan dan Penyuluhan dengan materi Upaya Pemerintah Provinsi NTT menjamin Ketersediaan Pangan Pasca Bencana Seroja.

Stef Lay bahwa NTT punya potensi yang sangat bagus untuk menjaga ketahanan pangan NTT, namun akibat badai seroja NTT kehilangan lahan padi (23.217.78 h), jagung 13.960.18 h, kacang tanah 159,05 h, kacang hijau 270,09 h, kacang kedelai 250,00 h, sayuran 932,15.

11% lahan padi gagal panen akibat seroja potensi kehilangan hasil sekitar 81.262 ton.

Kerusakan terbesar di wilayah badai infrastruktur pertanian di Flores Timur (Adonara Tengah), Manggarai Barat, Manggarai, TTS, Belu, Ende.

Perkiraan atok dan kebutuhan pangan NTT April-Juni 2021 komoditas beras (dalam ton :  padi  1.158.138), jagung (3.579), kedelai (1.579), bawang merah (10.898)  dan cabai (1.896).

Kebutuhan beras 177.967 ton, jagung 1.599 ton, kedelai 2.649 ton, bawang merah 2.350 ton dan cabai 1.260 ton.

Perkiraan stok akhir bulan beras 980.171 ton, jagung 1.080 ton, kedai 70 ton, bawang merah 8.543 ton, san cabai 636 ton.

Langkah strategis pemprov.NTT adalah pendataan dan verifikasi sata pertanian terdampak untuk intervensi kegiatan provinsi dan pusat, percepatan tanam MT ASEP 2021 dan mengganti tanaman yang rusak/puso, Brigade Pertanian : proteksi tanaman, panen dan pengolahan, perbaikan infrastruktur pertanian : bendunhan Lambanapu, Palanggai (Sumba Timur), daerah irigasi di berbagai sentra produksi pangan, penanaman pisang 100.000 anakan seluas 100 ha di 10 kabupaten terdampak dan rehabilitasi dan optimasi lahan terdampak.

Kadis Kesehatan dan Dukcapil.NTT dr.Messe Ataupah dalam pemaparan langkah preventif dslam menekan laju penyebaran Covid-19 dan penyakit lainnya di lokasi bencana provinsi NTT.

Perkembangan Covid di NTT hingga saat ini sudah 13.723 orang, tapi dr.Messe menekankan lebih berbahaya penyakit DBD dan Malaria karena jelas asal penularannya yaitu Nyamuk Malaria san Aedes Aegytpi.

dr.Messe sekali lagi mengingatkan kasus Malaria tertinggi di Sumba dan Malaka. Sedangkan kota Kupang masih dengan kasus DBD tertinggi.

Lalu penyakit lain yang patut diwaspadai adalah  TBC.

“Makanya pentingnya kita mencari sumber penularan Covid-19, DBD, Malaria dan TBC. Mau mengatasi bahkan minimalisir pertumbuhannya di masyarakat.” Ujarnya.

“Vaksin tidak menjamin kita terhindar dari Covid-19, tapi menjaga imun tubuh dengan asupan gizi dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.” Anjurnya.|| juli br