BI NTT Resmikan Green House Hidroponik El Shaddai Bakunase dan Launching Program Gemar Tani

Birokrasi Pertanian Warta Kota

KUPANG, TOPNewsNTT|| Dukung pemulihan ekonomi masyarakat NTT UMKM sektor pertanian dan perikanan, BI Perwakilan NTT lakukan  Peresmian Green House Hidroponik Tani El Shaddai dan Launching Program Gemar Tani (Program TPID Kota Kupang) yang bertempat di Gedung Kebaktian  Jemaat GPBI El Shaddai Bakunase, Kota Raja, Kota Kupang (Selasa, 13/12).

Foto bersama di depan Green House Bakunase usai pengguntingan pita

Kegiatan dihadiri langsung oleh Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja, Muhamad Yohan Anggota DPR RI Komisi XI,  mewakili Walikota Kupang hadir Plt. Asisten 3 Setda.Kota Kupang Ignasius Leka, Ketua Mui Muh.Wongso, Ketua Parisada  Hindu Dharma NTT, Camat Kota Raja, Lurah Bakunase, dan anggota kelompok Tani El Shaddai serta komunitas Yayasan Ayub.

Ketua Poktan dan Nelayan El Shaddai Pendeta Meldy Mokolomban,S.Th  dalam sambutannya mengatakan Poktan sudaj berdiri selama 13 tahun dalam budi daya ikan air tawar namun sejak pandemi 2020 karena kondisi air yang sulit maka beralih ke pertanian hidroponik yang bisa ditanam disegala musim, hasil produkmya bebas pestisida terjamin sehat dikonsumsi. Dan sudah memberikan pelatihan pertanian hidroponik bagi hampir semua anggota Poktan.

Budi daya ikan air tawar Damber (dalam ember

Demi menunjang program pemkot Kupang dalam pengembangan pertanian tanaman pekarangan, maka Poktan dan Nelayan El Shaddai juga menanam beberapa tanaman dengan harapan bisa mentransfer kegiatan tersebut kepada banyak orang terutama kepada jemaat dan masyarakat agar memberdayakan halaman/pekarangan rumah yang kosong menanam tanaman pertanian hortikultura agar mampu memebuhi kebutuhan pangan keluarga dan memberi penghasilan bagi keluarga dalam masa pendemi.

“Walau sempat rusak karena seroja tapi dengan dukungan pihak  bank BI NTT dan kami peroleh bantuan sumur bor sehingga mengatasi kebutuhan air bagi Poktan dan nelayan El Shaddai Bakunase.” Ungkap Pdt.Meldy.

Pendeta Meldy berkomitmen  akan memberikan pemberdayaan selain bagi anggota Poktan, juga masyarakat.

“Dan yang sudah kami lakukan saat ini di Green House ini yakni lewat contoh langsung pola budi daya ikan Damber (dalam ember)  dan  instalasi tanaman sayur hidroponik. Siapa saja bisa datang belajar dengan dukungan BI NTT ssbagai pilot project san berharap bisa menulari banyak orang. BI NTT sudah memberi contoh san motivasi lewat program Dedikasi Untuk Negeri, maka saya sebagai lembaga dan saya ajak semua pemimpin agama mari kita juga Buat Dedikasi Untuk Negeri.” Ungkapnya bangga.

Ia  juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot.Kupang lewat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kota Kupang yang sudah membantu lewat anggaran  Program Pertanian Tanaman Pekarangan  yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura.

“Dengan program ini sangat mudah karena kita bisa ajak semua orang menanam tanaman sayuran demi ketahanan pangan keluarga.” Ujarnya.

Pendeta Meldy membeberkan Green House Poktan dan Nelayan El Shaddai juga memperoleh dukungan berupa sumur bor dan 1000 anaka cendana dari ketua Yayasan Ayub, Antonius Mujiono.

“Yayasan Ayub ini sebuah yayasan untuk bangsa yang berpusat di Jakarta yang bergerak dalam wira usaha pertanian dan perikanan yang sudah dengan membantu kami dengan  sumur bor, program pemberdayaan. Kami berencana  500 anakan bunga sakura akan ditanam dispot-spot taman kota dan alun-alun, sedangkan 100 anakan untuk 100 rumah ibadah demgan tujuan menghijaukan kota Kupang.” Tandasnya.

Sementara plt.Asisten 3 Setda kota Kupang Igansius R.Leka dalam sambutannya mengatakan semoga tahun 2022 akan ada lagi perhatian dari pemerintah pusat lewat DPR RI bagi pemulihan ekonomi masyarakat kota Kupang.

Kepada Kepala BI NTT,  Ignasius Leka  menyatakan rasa terima kasih untuk kerjasama dan perhatiannya. Ia berharap kalau bisa perhatian terhadap pelaku UKM dapat dilaksanakan  disemua kelurahan di kota Kupang lewat Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Ignas mengakui bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dan sangat mengharapkan peran gereja, juga bersama BI NTT dan DPR RI dan stakeholder lain untuk membangun sektor perekonomian di Kota Kupang.

I Nyoman Ariawan  Atmaja, Kepala Perwakilan BI NTT dalam sambutan awalnya memaparkan gambaran besar apa itu BI, Fungsi dan tugasnya yang terdiri dari 3 hal utama yaitu  mengatur Kebijakan Moneter, Kebijakan Stabilitas Keuangan dan Pengendalian inflasi.

Ia mengapresiasi Pendeta Meky sebagai ketua majelis jemaat El Shaddai dan Ketua Poktan dan Nelayan El Shaddai lewat program Green House yang sudah ikut membantu BI dalam fungsi BI yakni pengendalian inflasi dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat lewat budi daya ikan air tawar dan pertanian hidroponik.

Dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat lewat tugas, fungsi dan peran BI, Nyoman juga mengintakan bahwa pencapaian vaksinaai hingga 80% di NTT juga merupakan salah satu cara agar pemulihan ekonomi bisa tercapai.

“Saya minta bapa ibu sebagai pimpinan lembaga agama, para kepala wilayah tolong bantu edukasi dan sosialisasikan pentingnya vaksin bagi pemulihan ekonomi  Harusnya hingga Desember 2021 pencapaian vaksinasi di NTT harus  80%, tapi faktanya di NTT pencapaian vaksin pertama baru 60% dan vaksin ke 2 baru 30,57% masih rendah dari target. Sedangkan target 100 persen vaksinasi akan diraih  pada triwulan I tahun  2022.” Ujarnya.

Hal kedua untuk digitakisasi  transaski keuangan dan salah satunya dengan menggunakan QRIS, sehingga meminimalisir perkembangan Covid 19.

Hal ketiga adalah menyiapkan masyarakat kel tani, kelompok ternak dan nelayan siap mendapatkan akses perbankkan. Karena pemulihan ekonomi tidak bisa sendiri masyarakat harus kolaborasi dengan perbankkan. Maka saya minta rohaniawan untuk siapkan masyarakat dalam kelomopok-kelompok sehingga siap secara kelembagaannya untuk  masuk ke akses perbankan.

“Tahun 2022 BI sudah Ekonsistem Pertanian Jagung yang direncanakan seluas 60 ribu hektar bersama dengan pemprov.NTT, OJK, BI dan stakeholder lainnya. Targetnya 60 ribu hektar dikalikan dengan 1 hektar jika pembiayaannya Rp10 juta sudah Rp600 M. Swmuanya akan dibiayai oleh lembaga keuangan peebankkan dan non perbankkan sehingga produksi kita banyak dan ekonomi NTT semakin bagus. Program ekosistem juga akan dilaksanakan di sektor perikanan dan peternakan.” Tandas Nyoman optimis.

Jadi Green House ini diresmikan dan melaunching Program Gemar Bertani yang merupakan Program TPID kota Kupang.

Nyoman juga memaparkan komdisi Infkasi NTT  1,55% year on year lebih rendha nas 1,75%. Secara angka  sudah terkendkai.

Namun, Nyoman mengintakan bahwa rendahnya inflasi NTT sebenarnya akibat  rendahnya daya beli masyarakat yang menandakan  ekonomi masyarakat NTT belum pulih.  Seharusnya inflasi struktur inflasi ideal berada pada kisaran 2-3%, jika ekonomi maayarakat pulih. Peningkatan daya beli masyarakat akan meningkat jika semua berproduksi maka ekonomi makin bagus.

Sementara Muhamad Yohan, anggota DPR RI komisi XI, dalam sambutannya mengatakan bahwa  Kepala BI adalah orang Bali yang sangat mencintai orang NTT.

BI juga sangat dan sudah memberi perhatian luar biasa kepada pemerintah dan masyarakat NTT.

Sebagai anggota DPR RI Muhaman Yohan mengatakan sesuai fungsinya menyusun anggaran dan menyusun ASerta mensahkan UU maka ia sangat memperhatikan posisi NTT yang sebagai Provinsi 3 T, Rangking 3 Miskin dan tidak sehat.

Ia mengatakan sering sedih mendengar fakta ini padahal NTT punya banyak potensi baik pertanian,peeikanan, perkebunan namun belum bsia digerakkan sebagai penggerak ekonomi NTT.

Dan ini yang sedang didorong lewat program pertanian, pariwisata,dll. Labuan Bajo jadi wisata premium tapi masyarakat belum merasakan dampaknya.

Sektor pariwisata bidang kuliner masih mendatangkan bahan masakan dsri Sueabaya padahal NTT kaya. Mari kita gerakkkan sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Dan lesadaran masyarakat harus tumbuh secara mandiri juga.

Apbd NTT 7 trilyun dan ini  sangat rendah untuk membiayai semua program, sehingga Yohan minta masyarakat mau bergerak secara mandiri ikut menggerakkan sektor ekonomi tadi.

“Saya harap lewat lembaga agama mulai memberikan penyadaran dna pe.berdayaan bahwa masyarakat harus sejahtera agar taat beragama.” Ujar Yohan berharap.

Tentang sebutan NTT bodoh dan miskin,  Yohan mengatakan bahwa NTT tidak bodoh karena banyak tokoh profesor. Ia sebut Adrianus Mooy seperti Gubernur BI dll.

Yohan sebut bahwa NTT belum maju karena di NTT masih kurang banyak fasilitas seperti internet dan sarpras pendidikan, sarpras kesehatan yang sangat minim sehingga sebagai anggota DPR dengan BI sudah bantu banyak sekolah Rp7 M.

Yohan apresiasi BI yang di bidang kesehatan  sudah beri beberapa ambulance di Adonara dan beberapa wilayah.

Ia ajak semua pihak berkolaborasi menjadikan NTT sebagai Nusa Terindah Toleransi bukan Nanti Tuhan Tolong.

“UMKM  harus diangkat agar ekonomi NTT bisa angkat. Ia berjanji akan dorong berbagai program terutama saat ini dirinya berada di banggar agar 2022 ada anhgaran Rp200 M yang disiapkan untuk berbagai program baik dibidang perumahaan layak huni, pendidikan dan  kesehatan serta  pemberdayaan ekonomi.

Launching Program Gemar Tani Program TPID kota Kupang ditandai dengan penandatanganan prasasti. Sedangkan peresmian Green House ditandai dengan pengguntingan pita oleh Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja.|| juli br