Kupang, TopNewsNTT.Com|| Di setiap sudut Kota Kupang, geliat baru sedang muncul. Jalan yang makin rapi, koneksi antar-wilayah dalam kota yang makin mudah, dan jalur ekonomi yang terbuka lebar mulai terasa seperti denyut baru yang mengalir ke seluruh kota.

Pemerintah Kota Kupang di bawah kepemimpinan dr. Chris Widodo dan Wakil Wali Kota Serena Francis seakan memutar kunci yang lama dicari: akses yang cepat, aman, dan layak bagi aktivitas ekonomi masyarakat.

Mobil pick-up yang dulu butuh waktu sejam menembus jalan berlubang kini hanya butuh separuhnya. Pedagang ikan di Pasar Oeba bisa mengantar dagangan lebih pagi; petani hortikultura dari wilayah pinggiran kota bisa membawa panen tanpa ketakutan akan rusak di jalan; ojek online dan sopir angkot dapat berputar lebih sering dalam sehari. Aksesibilitas yang baik bukan sekadar urusan beton dan aspal, tetapi semacam energi yang mempercepat putaran ekonomi warga.

“Sekarang kami tidak takut lagi barang cepat rusak di jalan. Transportasi lancar, pendapatan pun ikut naik,” ujar Yulius, pedagang sayur di wilayah Oebobo. Kalimatnya ringkas, tapi mewakili ribuan suara yang merasakan manfaat langsung dari pembangunan infrastruktur jalan.

Pemerintah Kota Kupang menempatkan infrastruktur sebagai fondasi pertumbuhan. Melalui program pembangunan dan peningkatan jalan di 2024–2026, berbagai jalur utama, kolektor, hingga akses permukiman ditata ulang. Hasilnya mulai terlihat: biaya logistik menurun, mobilitas tenaga kerja meningkat, dan investasi UMKM di kecamatan-kecamatan ikut menggeliat. Banyak pelaku usaha kecil yang dulunya ragu membuka kios karena akses gelap atau sempit, kini kembali percaya diri karena jalur sudah layak dan aman.

Dalam skema besar pembangunan kota, akses mudah berperan seperti jembatan yang menghubungkan peluang. Semakin laju pergerakan warga, semakin deras pula arus ekonomi yang terbentuk. Di Kupang, infrastruktur bukan lagi sekadar janji, tetapi bukti yang dirasakan langsung lewat perubahan hari demi hari.

Dan dari setiap jalan yang dibuka, terselip harapan yang tumbuh: ekonomi Kupang akan bergerak lebih cepat dan lebih merata, membuka jalan baru bagi kesejahteraan masyarakatnya.

Ketika akses dibuka, peluang pun ikut lahir. Itulah gambaran perubahan yang kini terasa di Kota Kupang. Di bawah kepemimpinan Wali Kota dr. Chris Widodo dan Wakil Wali Kota Serena Francis, pembangunan infrastruktur bukan hanya terlihat pada jalan-jalan yang diperbaiki, tetapi juga pada denyut ekonomi yang bergerak semakin lincah di tengah masyarakat.

Di beberapa tahun terakhir, pemerintah kota fokus menata ulang jalur strategis, jalan lingkungan, hingga akses penghubung antar-kelurahan. Hasilnya mulai jelas. Moda transportasi lebih efisien, biaya operasional pelaku usaha menurun, dan waktu distribusi barang menjadi lebih singkat. Semua ini menciptakan rantai keuntungan yang menyentuh banyak sektor.

Tengoklah Pasar Kasih Naikoten pada pagi hari. Pedagang yang dulu tiba terlambat karena jalan rusak, kini bisa membuka lapak lebih cepat. “Transportasi lebih lancar, barang-barang tidak cepat rusak. Pendapatan saya naik karena bisa kirim lebih banyak,” ungkap Yuliana, pedagang sayur yang setiap hari menempuh perjalanan dari Kecamatan Maulafa.

Efek domino juga terasa di dunia UMKM. Banyak warga mulai membuka kios kecil di jalur yang kini sudah layak dan terang. Akses yang baik memberi rasa aman bagi pelanggan datang di pagi buta maupun pulang ketika hari sudah gelap. Sopir angkot, ojek online, pengusaha katering rumahan, hingga penyedia jasa pengantaran ikut menikmati manfaatnya. Mobilitas warga meningkat, dan perputaran uang pun melebar ke lebih banyak titik.

Pemerintah Kota Kupang menempatkan infrastruktur sebagai fondasi utama ekonomi rakyat. Peningkatan kualitas jalan bukan hanya memudahkan kendaraan lewat, tetapi menjadi jembatan antara potensi dan peluang. Setiap meter jalan yang diperbaiki membuka akses terhadap pasar baru, mempercepat aliran logistik, dan menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih hidup.

Dengan akses yang makin mudah, Kota Kupang bergerak menuju masa depan yang lebih cepat, lebih inklusif, dan lebih sejahtera. Infrastruktur bukan sekadar pembangunan fisik; ia adalah dorongan yang mempercepat denyut ekonomi dan membuka ruang tumbuh bagi seluruh warga.

Pembangunan infrastruktur di Kota Kupang beberapa tahun terakhir bergerak seperti denyut baru yang memompa energi ke seluruh penjuru kota. Pemerintah Kota Kupang di bawah kepemimpinan Wali Kota dr. Chris Widodo dan Wakil Wali Kota Serena Francis menempatkan aksesibilitas sebagai titik awal pertumbuhan ekonomi. Jalan dibuka, jalur diperbaiki, dan wilayah yang dulu terputus kini tersambung dengan rapi.

Kini pedagang dari Fatukoa bisa tiba lebih pagi di Pasar Oebobo. Para penyedia jasa antar-jemput bisa mengambil lebih banyak order dalam sehari. UMKM yang dulu enggan membuka usaha di jalan gelap, kini justru melihat peluang di depan rumah sendiri.

“Begitu jalan di wilayah kami diperbaiki tahun ini, omzet toko naik hampir dua kali lipat. Pembeli datang lebih sering karena aksesnya sudah nyaman,” tutur Marten Kase, tokoh masyarakat Kecamatan Maulafa. Suaranya memantulkan semangat warga yang merasakan langsung perubahan.

Data PUPR Kota Kupang: Fondasi Pertumbuhan 2024–2026

Untuk memastikan pertumbuhan ekonomi merata, Dinas PUPR Kota Kupang mengeksekusi program peningkatan infrastruktur dasar secara bertahap. Berikut rangkuman data yang menjadi pendorong pergerakan ekonomi masyarakat:

Tahun Anggaran 2024–2025

• Pembangunan dan peningkatan jalan: ± 41 km

• Pemeliharaan berkala dan tambal sulam: ± 26 ruas di Oebobo, Kelapa Lima, dan Maulafa

• Pengerjaan lapen (lapis penetrasi) sebagai akses permukiman: ± 14 lokasi

• Drainase pendukung jalur ekonomi: ± 18 titik untuk mengurangi risiko genangan di kawasan pasar dan sentra usaha

Tahun Anggaran 2025–2026 (Rencana dan pekerjaan berjalan)

• Peningkatan dan hotmix akses utama: ± 52 km lintasan strategis kota

• Pembukaan jalur baru menuju kawasan pemukiman tumbuh: 8 ruas

• Pemeliharaan rutin: ± 30 ruas yang menjadi koridor distribusi logistik lokal

• Peningkatan drainase: 22 titik, termasuk ruas-ruas di Naikoten I, Oepura, dan Oebobo

Akses yang Baik, Pertumbuhan yang Merata

Kualitas jalan yang meningkat membawa efek riak ke berbagai sektor. Biaya logistik pedagang rumahan turun, pekerja harian bisa bergerak lebih cepat, dan usaha kuliner tumbuh subur di jalur yang kini terang dan padat aktivitas.

“Kota berkembang itu bukan hanya soal bangunan megah, tetapi soal bagaimana warga bisa bergerak dengan mudah. Sekarang itu sudah kami rasakan,” ujar Theresia Mau, tokoh perempuan Kelapa Lima.

Di Kupang, pembangunan jalan telah berubah menjadi pengungkit ekonomi rakyat. Ia membuka peluang, mempercepat pergerakan, dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi warga untuk memulai atau memperluas usahanya.

Dengan akses yang semakin mudah dan merata, Kota Kupang menapaki lintasan pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih kokoh. Infrastruktur tidak lagi menjadi janji, tetapi kenyataan yang terasa setiap kali roda kendaraan bergerak di atas jalan yang baru diperbaiki.|| jbr/ADV