UPTD Museum Provinsi NTT Gelar Lomba Karya Tulis “Tradisi Dalam Perkawinan Di NTT” Antar Siswa SMA/SMA Sekota Kupang

KUPANG, TOPNewsNTT.Com|UPTD Museum Provinsi NTT kembali menggelar Lomba Karya Tulis antar siswa SMA/SMK sekota Kupang terkait “Tradisi Budaya dalam Perkawinan Masyarakat Di Provinsi NTT.” (Kamis, 1-2 /8).
Latar belakang penyelenggaraan lomba karya tulis adalah menjadikan museum sebagai tempat berlajar bersama dan sama-sama belajar karena museum merupakan tempat seluruh tata nilai dan keberadaban dalam kehidupan manusia.
Kegiatan lomba juga dilaksanakan karena adanya anggapan tentang museum hanya merupakan tempat penyimpanan seluruh benda koleksi. Padahal dibalik itu benda koleksi memiliki unsur peradaban manusia yang membentuk kepribadian manusia dalam bertindak dan bertutur dengan sesamanya.
Berdasarkan pasal 3 UU no 11 /2010 tentang cagar budaya menyatakan peletakan dasar cagar budaya memiliki tujuan melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia, meningkatkan harkat dan martabat bangsa, memperkuat kepribadian bangsa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempromosikan budaya bangsa.
Maksud kegiatan karya tulis memperkenalkan budaya NTT terkait tradisi budaya dalam perkawinan sebagai bagian dari praktek masyarakat desa di provinsi NTT, menumbuhkan rasa cinta, bangga dan menghargai warisan budaya yang menjadi identitas diri.
Tujuan lomba karya tulis adalah menyiapkan siswa-siswi untuk mempelajari pengetahuan budaya lokal dan nasional dengan memanfaatkan museum sebagai tempat belajar tradisi budaya di NTT, meningkatkan kreatifitas siswa-siswi melalyi karya tulis museum tentang tradisi budaya dalam perkawinan di NTT, meningkatkan pemahaman siswa siswi terkait tata cara tradisi budaya dalam perkawinan masyarakat di provinsi NTT, meningkatkan pemahaman siswa siswi akan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi budaya dalam perkawinan di NTT.
Dalam lomba setiap peserta akan dinilai kualitas tulisan terkait tradisi dalam perkawinan di NTT dengan bobot nilai 40% yang terdiri dari gagasan tulisan kreatifitas dan kualitas dengan bobot 8%, metode penulisan dan bahasa yang digunakan 8 persen dan kesesuaian thema dan sub thema 8%, kesesuain dengan kondisi aktual budaya daerah yang dipilih 8%.
Kualitas presentasi dengan bobot 60% terdiri dari penampilan peserta dan cara penyajian materi 10%, bahasa yang disajikan 10%, ketepatan waktu 10%, kreatifitas dalam presentasi 10%, argumentasi terhadap pertanyan dewan juri 20%.
Dewan juri 3 orang terdiri dari 2 orang akademisi yakni DR.Andrean Ande,S.Pd dan Onianus Sabu,S.Pd,M.Pd, serta budayawan Drs.Zakaraias Angkasa,M.Sc.
Peserta berasal dari siswa/i SMA negeri dan swasta di Kota Kupang yakni SMAN 3, SMAN 4, SMAN 7, SMA Kristen Mercusuar, SMA St.Arnoldus Jansen dan SMAS Mentari.
Mewakili Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Ambrosius Kodo,S Sos.,M.M, Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT Aplinuksi Asamani membuka kegiatan dan membacakan sambutan kadis P & K NTT yang berharap bahwa lomba ini memberikan semangat untuk menjadikan museum sebagai tempat belajar tentang nilai budaya sebagai dasar pembentukan karakter manusia dan generasi muda saat ini.
“Manusia yang berkarakter adalah manusia yang tidak meninggalkan nilai budaya sebagai sebagai instrumen pengendali prilaku dan peradaban manusia.” Kata Aplinuksi.
Museum juga merupakan pusat peradaban manusia terkait tata nilai dalam sejarah kehidupan umat manusia dan sebagai pusat infornasi tempat belajar masyarakat.
“NTT dengan keberagaman dan kekayaan budaya yang menjadi potensi dalam pembangunan manusia yang berkarakter dan berbudaya dan menjadikan museum sebagai pusat informasi dan publikasi yang menjadi daya tarik masyarakat untuk menjadikan budaya sebagai landasan pijak dalam kehidupan berbangsa.” Sebutnya.
Ambros berharap dengan lomba karya tulis hari ini memberi pesan bagi generasi muda untuk paham tentang tata nilai budaya dibalik eksistensi lomba.
“Lewat lomba ini, akan ditampilkan aspek historis tradisi budaya dalam perkawinan di NTT, peranan tradisi budaya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat NTT, jenis-jenis tradisi budaya dalam perkawinan pada berbagai suku di berbagai daerah di NTT.” Ungkap Aplinuksi.
Tradisi budaya perkawinan merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara perkawinan menurit tradisi dan adat istiadat yang berlaku sehingga kita tidak meninggalkan budaya sebagai media hidup m3nuju mqnusia yang berkarakter dan berbudaya.
“Lewat lomba ini hendaknya kita memberikan sumbangan pikiran dan masukan yang kosntruktif terkait tradisi budaya perkawinan di NTT. Kami harapkan pikiran yang konstruktif untuk menjadikan museum sebagai tempat belajar bersama dan bersama belajar, menjadikan museum sebagai tempat hidup seluruh tata nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia menuju masa depan yang lebih baik agar tercipta manusia berkualitas, berkarakter yang baik.” Tutup Aplinuksi.|| jbr