Pj.Bupati Flotim Ajak Masyarakat Flores Timur Kunjungi Pameran Museum Keliling “Budaya Masyarakat Lamaholot” Di Larantuka

Larantuka, TopNewsNTT.com|| UPTD Museum Provinsi NTT menggelar Museum Keliling tahun 2024 di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur bagi semua kalangan terutama pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi dan masyarakt umum selama tiga (3) hari dari Rabu -Sabtu, 25-28 September 2024 bertempat di Aula kantor Bupati Flores Timur.
Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid,S.Pi,M.Si dalam sambutan membuka pameran dimaksud secara singkat mengapresiasi upaya UPTD Museum Daerah Provinsi NTT yang sudah membawa Museum dan mammerkan 50 koleksi benda budaya yang sebagian besar merupakan benda budaya masyarakat Lamaholot.
Sulastri menginstruksikan kepala dinas pendidikan agar memerintahkan semua kepala sekolah, para tendik membawa seluruh siswa dan pelajar mengunjungi pameran ini dan menikmati sajian hiburan budaya yang disajikan oleh Museum.
Sulastri menegaskan bahwa saat ini pemkab dan masyarakat patut mengapresiasi upaya Museum menjadikan museum tempat belajar dan rekreasi sehingga semua orang bisa belajar budaya masyarakat lewat benda koleksi.
“Dulu museum menjadi tempat menjemukan karena kurang menarik. Dulu kita hanya melihat benda-benda koleksi tanpa tahu makna benda koleksi tersebut, namun sekarang Museum sudah membuatnya menjadi menark dan edukatif baik dengan penataan letak, pendampingan petugas dan juga sarpras pendukung bagi pengunjung memproleh edukasi dari benda koleksi yang ada. Maka saya himbau semua masyarakat dan juga pelajar ayo datang nikmati pameran ini, manfaatkan semua yang ada untuk belajar.” Ajak Sulastri.
Ketua panitia pelaksana pameran yang juga kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT Aplinuksi Asamani, menyampaikan bahwa kemajemukan budaya Indonesia merupakan suatu keniscayaan. Hal ini tergambar dari berbagai corak suku dan etnis yang berlatarbelakang kebudayaan yang berkeanekaragaman, sehingga pemerintah provinsi NTT berkomitmen melestarikan dan mempertahankan dengan jalan menginformasikannya melalui cara dan disiplin ilmu tertentu.
Dengannya diharapkan nilai budaya yang terkandung didalamnya dapat dipertahankan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Upaya penyelamatan dan pelestarian budaya bangsa diatur dalam UU 11/2010 tentang Cagar Budaya, dimana dalam pasal 18 ayat 2 menyatakan fungsi museum sebagai lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan dan atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang bukan cagar budaya dan mengkomunikadikannya kepada masyarakat.
Sejak awal berdirinya museum NTT, telah banyak mengumpulkan benda-benda budaya yang pada masa lampau telah dipakai oleh para leluhur kita atau yang menjadi peninggalan kejayaan bangsa di masa lampau.
Dengan bekal pengetahuan yang dimiliki, para pengelola museum telah berusaha menyelamatkan warisan budaya agar para penerus bangsa masa sekarang dan masa yang akan datang dapat melihat dan menyaksikan warisan nenek moyang kita.
Pameran merupakan salah satu cara museum berkomunikasi dengan masyarakat, koleksi-koleksi yang dikumpulkan dari masyarakat dirawat dan dikaji yang pada gilirannya mendapat kesempatan untuk dipamerkan kepada masyarakat.
Pameran museum bersifat edukatif dan rekreatif dengan mengangkat topik bersifat thematik yang sesuai dengan potensi yang dimiliki museum daerah provinsi NTT.
Pameran bersifat temporer yang dilaksanakan dalam waktu tertentu dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat di Flores Timur.
Pameran kali ini dengan judul “Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Flores Timur” dengan thema “Museum, Rumah Peradaban Membangun Kembali Kebanggaan Budaya Melalui Pameran Museum.”
Melalui pameran museum keliling ini hendak menggugah kita semua agar bangga akan produk budaya leluhur kita khususnya leluhur Lamaholot yang menjadi perisai kekerabatn budaya, etis dalam palungan religius yang direstui oleh Lewo Tana. Hal ini menjadi ikon masyarakat Lamaholot.
Tujuan Pameran Museum Keliling adalah pertama : penyebarluasan tradisi budaya orang Flores Timur, secara khusus orang Lamaholot sebagai warisan budaya nenek moyang leluhur bagi seluruh masyarakat dan pengunjung pameran.
Kedua : perwujudan museum sebagai tempat pelestarian budaya Masyarakat provinsi NTT sebagai temoat belajar dan rekreasi yang mendidik.
Ketiga : menanamkan rasa memiliki, cinta dan bangga terhadap kebudayaan sendiri, yaitu kebudayaan NTT.
Keempat : memperkuat jati diri sebagai orang NTT yang bermartabat.
Kelima : melibatkan masyarakat secara aktif dalam pameran museum keliling ini dengan 50 koleksi yang merupakan koleksi museum NTT, 60 persennya koleksi masyarakat Lamaholot.|| jbr