Pertajam Pemahaman Nilai Budaya Kain Tenun Ngada, UPTD Museum NTT Gelar Seminar Hasil Kajian

Kupang, TopNewsNTT.Com||UPTD Museum Daerah Provinsi NTT menggelar ccara Seminar Hasil Kajian Kain Tenun Kabupaten Ngada dengan judul : “Tenun Ikat Ngada : Merajut Sejarah, Menyulam Makna Budaya” dengan tujuan utama mempertajam pemahaman makna budaya kain tenun Kabupaten Ngada di Aula Serba Guna UPTD Museum Daerah NTT (Jumat, 24/10).

Tujuan lain yakni memberikan informasi dan pemahaman bagi semua lapisan masyarakat dan menjadikan museum sebagai pusat studi budaya untuk melestarikan warisan Budaya;

Mempertajam wawasan tentang kain tenun kabupaten Ngada, khususnya dari sisi sejarah, fungsi, dan motif ragam hiasnya.

Menjadi wadah untuk bertukar pikiran baik bagi peneliti, akademisi, maupun publik yang ingin belajar tentang koleksi kain tenun Ngada,

Kadis P&K NTT Ambrosius Kodo yang diwakili Sekretaris Dinas P&K NTT Ronald da Silva menyampaikan sambutan Kadis P&K NTT mengatakan bahwa kegiatan Seminar ini digelar juga dalam rangka mendukung  rangkaian hari Museum Indonesia tahun ini yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2025 yang mengangkat thema: “Museum Berkelanjutan, Budaya Bermartabat”,  yang juga menegaskan bahwa museum tidak hanya bertugas untuk melestarikan warisan budaya tetapi juga harus dikelola secara bertangung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat melalui praktik  berkelanjutan.

“Bagaimana museum itu bisa diluncurkan menjadi tempat belajar, tempat pembekalan untuk segala lapisan masyarakat, baik kolektif maupun perorangan sehingga koleksi-koleksi yang ada di museum juga menjadi lebih baik dan berkualitas. Kekayaan budaya bangsa ini  berperan dalam penguatan karakter dan jati diri bangsa.” Tegas Kadis.

Kadis mengingagkan rakyat dan pemerintah harus bersama-sama memegang peranan untuk mengembangkan, melestarikan, dan memajukan kebudayaan bangsa.

“Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang pertama adalah upaya melindungi, tentunya dengan terlebih dahulu  mendokumentasikan kekayaan budaya sehingga kita tahu sebetulnya kekayaan yang kita miliki. Amanat kedua adalah mengembangkan dan memanfaatkan. Pengembangan kebudayaan dilakukan dengan cara penyebarluasan, pengkajian, dan pengayaan keberagaman. Sehingga,  kebudayaan itu tidak hanya untuk dipelihara atau dilestarikan, tapi digunakan sebaik-baiknya.” Ujarnya menegaskan.

Ia mengingatkan peran memajukan kebudayaan daerah dapat dilakukan  dengan ikut  menjaga, melestarikan, mengkaji, dan mengomunikasikan kebudayaan NTT melalui sentuhan kemajuan modern dewasa ini. “Bahwa saat ini pengelolaan museum di Indonesia terus diperbaiki, termasuk soal ekosistem museum agar semakin relevan dengan perkembangan zaman.” Ujarnya.

Pada Hari Museum Indonesia, menurut Kadis, “Kita diingatkan bahwa museum adalah penghubung antara masa lalu dan masa depan. Oleh karena itu, mari kita jaga dan lestarikan museum sebagai warisan tak ternilai, tingkatkan kapasitasnya, dan jadikan museum sebagai sumber inspirasi untuk membangun peradaban yang lebih baik.”

Ia juga menyoroti pentingnya pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia melalui kajian, yang meliputi penekanan pada identitas bangsa, keberagaman budaya, warisan sejarah, serta partisipasi aktif masyarakat dalam upaya menjaga kebudayaan. Juga akan mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam merumuskan solusi dan inovasi untuk pemajuan kebudayaan.

Sebagai sarana untuk memahami dan menggali akar sejarah dan peradaban bangsa Indonesia yang panjang, untuk mengidentifikasi dan merumuskan pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah, wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antar budayawan, seniman, sejarawan, dan masyarakat.

Menekankan pentingnya “reinventing” identitas Indonesia yang didasarkan pada keberagaman budaya dan peradaban tua, bukan hanya pada pengalaman sejarah kolonialisme.

Mengingatkan bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekayaan luar biasa yang harus dirawat. Menyerukan upaya pelestarian cagar budaya dan cerita di dalamnya sebagai warisan kebijaksanaan untuk generasi mendatang. Menekankan perlunya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga situs bersejarah dan terlibat dalam kegiatan konservasi. Mengajak semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bersinergi dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan.Menghargai upaya pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan untuk pemajuan kebudayaan jangka panjang. Terwujudnya pemajuan dan pelestarian kebudayaan secara berkelanjutan. Membentuk karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, dan bermoral berdasarkan Pancasila dan Meningkatkan kualitas SDM di bidang kebudayaan.

Bahwa kepribadian serta identitas nasional bertumpu pada pengalaman kolektif bangsa, yakni pada sejarahnya. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan warisan karya budaya diupayakan melalui pengkajian, baik melalui penelitian ilmiah maupun metode kajian tradisional untuk menggali kembali nilai kearifan lokal demi pengembangan kebudayaan masa depan.

Museum merupakan salah satu media untuk pengembangan budaya dan peradaban manusia yang memiliki peranan strategis dalam penguatan identitas masyarakat, dan sebagai bagian dari pranata sosial, serta sebagai wahana untuk gambaran dan pendidikan tentang perkembangan alam dan budaya manusia. Koleksi museum yang menjadi bagian dari objek pemajuan kebudayaan dapat memunculkan pembentukan identitas atau jati diri, penanaman nilai-nilai luhur,  dan dapat menjadi pedoman untuk melihat dan merencanakan masa depan  dengan berkaca pada masa lalu.

“Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang selalu mengagungkan dan melestarikan identitas budayanya.  Sebab tanpa akar budaya yang kokoh suatu bangsa atau masyarakat akan mudah rapuh diterpa gelombang masuknya budaya luar yang sifatnya destruktif.” Ujar Kadis mengingatkan.

Oleh karena itu ia berharap seminar ini  menjadi sarana menyumbangkan ide, opini, dan menyampaikan temuan atau pemikiran untuk dimanfaatkan lebih lanjut dalam melengkapi hasil kajian ini.

“Kehadiran para akademisi, peneliti, pengamat, dan praktisi di bidang kebudayaan sangat  diperlukan  agar kegiatan ini dapat menjadi ruang interaksi intelektual-akademik yang bersifat kolektif-kolegial bagi akademisi, peneliti dan intelektual dalam rangka menginspirasi munculnya gagasan dan pemikiran.Kiranya seluruh rangkaian acara dapat berlangsung dengan lancar, serta sukses membawa hasil dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.” Harapnya.

Materi seminar  tentang Tenun Ikat Ngada Merajut Sejarah, Menyulam Makna Budaya dan Tenun Ikat Ngadha: Simbol dan Makna.

Narasumber dua orang yakni Dr. Petrus Ana Andung, S.Sos., M.Si. (Pengkaji Koleksi Kain Tenun Ngada) dan Dr. Maria Theresia Geme, M.H.. (Tokoh Masyarakat Ngada).

Peserta kegiatan berjumlah 250 orang berasal dari para pejabat instansi terkait, akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Kota Kupang, pelaku budaya, pemerhati budaya, pelaku wisata, ketua dan perwakilan etnis Ngada (Ngadhu-Bhaga) di Kupang, mahasiswa/mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi.

Kepala UPTD Museum Meffiboset E.I.Bolu Eoh,S.H kepada media mengatakan ia berharap kegiatan seminar bisa memperdalam dan mempertajam pemahaman peserta tentang makna yang terkandung dalam kain tenun Ngada. Dan dengan demikian bisa menjadi memberi pemahaman dan pengaruh kepada masyarakat untuk lebih mengenal, mencintai dan melestarikan kain tenun Ngada. Terutama kepada generasi muda.|| jbr