Kadis P&K NTT Berharap IHT Jadi Penguat Kapasitas dan Kualitas Para Guru Sekolah Penggerak

KUPANG, TOPNewsNTT.Com|| SMAN 5 Kota Kupang menggelar In House Training dalam rangka memberikan pelatihan kepada para Kepala Sekolah, guru dan PPG tentang Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Berbasis Digitalisasi serta perimbasan praktek baik Sekolah Penggerak.

Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Ambrose Kodo sekaligus sebagai salah satu pemateri (Kebijakan Pendidikan di NTT), kepada media menjelaskan bahwa inti dari In House Training adalah harus bisa menjadi wadah yang dapat mencerahkan dan merefresh guru-guru supaya kompetensinya bisa terus menguat, terus meningkat.

“Dari guru yang berkompetensi itu maka sekolah yang berkualitas itu bisa kita capai. Kalau semua sekolah di NTT berkualitas, maka NTT Cerdas dan Berbudaya bisa kita wujudkan, kuncinya ada di sekolah. Nah sekolah yang berkualitas hanya bisa datang dari guru-guru yang berkompetensi.” tandas Kadis.

Ambrose juga menekankan bahwa In House Training adalah sebuah wadah atau media untuk memastikan bahwa pengetahuan guru-guru terus diupdate, dalam artian guru terus ditambahkan kualitasnya sehingga bisa tetap terjaga komopentensinya sehingga mereka bisa tetap melaksanakan tugas dengan baik. Sehingga tercipta lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk mewujudkan merdeka belajar yang berpusat pada siswa itu bisa dicapai.

“Kita yang harapkan apa yang dilakukan SMAN 3 terkait Kurikulum Merdeka itu juga bisa dilakukan oleh SMA Perimbasan lainnya. Kepada setiap sekolah Perimbasan pesan saya silahkan menggelar IHT dimasing-masing sekolah namun tetap dilakukan dengan melihat waktu para guru, intinya KBM jangan terganggu.” Ujarnya.

“Guru itu adalah profesi yang tidak tergantikan oleh kemajuan teknologi apapun, oleh karena itu teman-teman guru saya dorong dan memotivasi mereka supaya bangga dengan profesi mereka. Bangga itu juga artinya buktikan dengan prestasi, sehingga mereka pantas disebut guru yang melakukan tugas dan profesi guru.” Tandasnya menutup wawancara.

Ada 5 Sekolah Penggerak di NTT yakni SMAN 1 Kupang, 5 dan 10 dan dalam IHT diharapkan mampu memberikan Perimbasan atau sharing dan praktik baik tentang Kurikulum Merdeka.

Kepala SMAN 5 Kupang Veronika Wawo,S.Pd.,M.Pd mengatakan bahwa IHT adalah program tahunan sekolah yang tahun  ini disertai dengan Perimbasan atau praktik baik dan Program Imbas sendiri merupakan program Kementerian dan memperoleh BOS Kinerja.

“Dan karena SMAN 5 Kupang adalah sebagai salah satu Sekolah Penggerak Angkatan 1, maka ada tugas mengimbaskan baik dari sekolah kami maupun ke sekolah yang kami imbaskan IHT akan berlangsung selama  dua sampai 2 hari.” Jelas Vero.

Total Peserta 185 orang yang berasal dari 5 SMA di kota Kupang dan satu sekolah di kabupaten Kupang, guru-guru dari 3 Sekolah Imbas yakni SMAS Flobamor, SMAN Tunas Harapan dan SMA Tiga Putera, Advokasi pembelajaran ditambah SMAN 3 Kupang dan SMAS Arnoldus Yansen.

“Melalui IHT kami berharap bisa kuatkan kapasitas dan perofesionalisme guru demi penguatan kualitas pemvelajaran dalam kelas. Sehingga masuk kelas tidak terpaku dengan  hal-hal yang ada dalam sekolah tapi terus berinovasi.” Harapnya.

“Selain Kadis Pendidikan Provinsi NTT, pemateri lain dalam IHT adalah Theo Bela Pamungkas yang merupakan dosen Geografi FKIP Undana tentang  “Pembelajaran Berbasis Digital” yang selama ini berkolaborasi dengan sekolah terkait pembelajaran berbasis digital. Saya sendiri sebagai Kepala Sekolah tentang sekolah yang dicita-citakan seperti apa, Penguatan Advokasi, Literasi dan Numerasi (internal SMAN 5 Kupang), struktur kurikulum merdeka dan pembentukan Komben, perencanaan berbasis data (pemateri internal Sekolah) dan Pak Theo Undana tentang penguatan digitalisasi Sekolah. Dan hari terakhir adalah presentasi tentang modul ajar yang diajarkan pada hari 2. Dana IHT berasal  BOS Kinerja (Sekolah Imbas) dan Reguler (SMAN 5).” Jelas Veronika Wawo,S.Pd.M.Pd.|| jbr