Hendi Ali, plt.Kasek.SMAN 12 Kupang, “Mau Pendidikan NTT Maju, Kelola Dana BOS Dengan JUJUR dan BIJAK”

Kota Kupang, TopNewsNTT.Com|| Pesan singkat Hendi Riswandi Ali, S.Pd.,Gr.,M.A.P, Plt.Kepala SMAN 12 Kota Kupang kepada semua tendik di NTT ini mungkin patut diterapkan managen sekolah dan dana BOS di semua sekolah di NTT, yakni “jika ingin pendidikan di NTT Maju, kelolalah dana BOS dengan jujir dan bijak.”

Kalimat singkat itu bukan tanpa alasan diucapkan pria lajang asal Palembang, Sumatera ini. Karena mantan pengelola Dana BOS sejak 2015-2022 yang sudah keliling NTT  sejak diangkat menjadi ASN ini sudah menerapkanya di SMAN 12 Kota Kupang sejak 7 bulan lalu menjabat Plt.Kepala Sekolah.

Kepada awak media  Hendi menjelaskan selain KBM sesuai kurikulum TA  2025 dan program-program sekolah yang sudah berjalan, ada hal menarik dalam pengelolaan Dana BOS yang menganut prinsip “dari dan untuk siswa” ini yakni transparan, jujur dan bijak, menggunakan semua sumber daya ditambah Dana BOS (Rp360 juta) dengan tujuan meningkatkan kualitas lulusan dengan membuka Program Pengembangan Soft Skill yang dibiayai dari dana BOS, iuran komite dan sumbangan kasek dan tendik.

Pengembangan Soft Skill dengan tujuan sebagai bekal lulusan khusus diberikan saat siswa duduk di kelas 12 pada semester 2.

“Program ini dikhususkan untuk para siswa/i kelas 12 sebagai kelas persiapan ujian dimana sejak awal Pebruari 2025 tidak ada KBM untuk matpel formal, karena anak kelas 12 materinya sudah dipadatkan di semester satu. Di semester kedua kami fokuskan ke program soft skill mereka sesuai dengan hasil pemetaan yakni ada kelas pertukangan, tata boga, menjahit, merajut, komputer dan ada kerja sama dengan TNI untuk melatih anak-anak yang mempunyai minat ke militer yang sudah berjalan satu bulan.” Jelas Hendi pria lajang asal Palembang yang mencintai NTT ini.

Hendi mengatakan dirinya mengajak para guru, para komite dan orangtua untuk memberikan apa yang bisa diberikan kepada sekolah demi memperlengkapi para siswa/i agar menghasilkan berkualitas bukan hanya pada angka nilai di ijasah tapi karakter yang baik dan memiliki soft skill sebagai bekal hidup di dunia kerja. Kecintaannya terhadap sekolah ini mampu mempengaruhi para guru sehingga ketika mereka kekurangan wc, para guru sertifikasi ikut menyumbangkan dana yang ditambah dana komite demi membangun 2 unit wc yang dikerjakan oleh siswa kelas pertukangan dibawah bimbingan guru.

Keseriusan mendukung program kelas soft skill diwujudkan juga dengan melengkapi peralatan pendukung misalnya untuk kelas Tata Boga membeli mixer, dll yang dibeli dari dana bos dan sumbangan guru-guru. Guru-guru yang memiliki kemampuan masak, jahit, pertukangan, sulam juga memberikan sumbangsih tenaga dan ilmu menjadi pelatih.

“Penambahan kelas soft skill ini dibuat dari pendalaman fakta bahwa banyak lulusan SMA yang karena kondisi tertentu memilih tidak melanjutkan pendidikan ke PT.  Karenanya, kami memprtimbangkan apa yang bisa kami lakukan bagi para siswa agar setelah lulus dari sekolah ini  mampu melanjutlan hidupnya, maka terpikirlah membuat program kelas soft skill ini. Untuk mendukung ank-anak kami yang karena tidak kuliah ingin membangun usaha, maka kami akan lakukan pertemuan dengan orangtua, guru dan komite untuk sedapat mungkin menyiapkan pinjaman modal bagi mereka, mungkin kami akan mulai dengan pinjaman kecil-kecil saja Rp1 juta sambil dipantau perkembangan mereka.” Ungkapnya tersenyum.

Kelas soft skil sudah dimulai sejak 2024 tapi lebih dipatenkan ditahun 2025, karena tahun lalu saat baru dimulai atau uji coba masih meminjam alat-alat pendukung, namun tahun 2025 sekolah sudah mampu menyediakan sendiri peralatan dari iuran komite. Kabar baiknya, khusus soft skill kelas komputer akan  diberikan sertifikat, sedangkan kelas soft skill yang lain belum. Namun soft skill hanya menggali minat dan membekali siswa bekerja di sektor industri atau membangun usaha sendiri. Untuk kelas komputer sejak.kelas 10 sudah dibekali sertifikat dan menjad modal bekerja di dunia kerja.

Di kota Kupang hanya SMAN 12 Kupang yang membuka kelas Soft Skill.

Di SMAN 12 Kupang, sistem pengelolaan Dana BOS adalah dari siswa untuk siswa dan sejuah bisa mandiri maka ia ingin sekolah mandiri.

Hendi yang sebelumnya menjabat operator dana BOS dan sudah berkeliling bertugas ke beberapa sekolah di Kabupaten lain di NTT ini mengadakan bahwa niatnya membangun pendidikan NTT lewat SMAN 12 Kota Kupang ini hanya karena kecintaan terhadap NTT.

Terkait cukup tidaknya dana BOS dan efisiensi anggaran pendidikan oleh Presiden Hendi menegaskan ia mengajarkan ke para guru dan dirinya sendiri tidak usah mengeluh dan berjalan dengan apa yang ada di sekolah.

“Intinya bukan berapa banyak yang diterima, tapi berapa banyak yangkita berikan untuk membangun pendidikan NTT dengan anggaran yang ada. Jadi selain dicukup-cukupkan, ya menggunakan semua sumberdaya yang ada di sekolah, ada guru, komite, orangtua dan masyarakat. NTT punya sumber daya, anak-anak NTT hebat-hebat, hanya wadah, kesempatan dan motivator dan eksekutor yang dibutuhkan. Dan saya ingin menjadi keduanya selama saya masih diijinkan Tuhan berada di sini.” Tekad Hendi.

Hendi sebelum dipercaya menjadi Plt.Kepala SMAN 12 Kupang, ternyata sebelumnya (2018-2022) merupakan pengelola Dana BOS di Sekolah ini.

“Sejak 2018-2022, saya kebetulan mengelola Dana BOS di sekolah ini dan kalau ada predikat WTP mungkin kami salah satunya dalam pengelolaan Dana BOS yang dikelola secara transparan. Setiap tahun saya membuka berapa total nilai Dana BOS ke guru-guru dalam rapat terbuka. Akhir tahun dalam penyusunan RKAS dan saya minta masing-masing kelas membuat draft kebutuhan apa saja dan kami input sama-sama dan di awal tahun bendahara wajib melaporkan realisasi Dana BOS, lengkap BKUnya, saya minta semua guru buka mata dan lihat jika ada kecurigaan langsung diungkapkan bila perlu konfirmasi ke tokonya. Saya ingin guru kritis dan sekolah maju dan punya integritas. Demikian pula dengan penerimaan iuran komite, saya undang komite dan orangtua saya transparan, terkait penerimaan dan penggunaannya. Saya tunjukkan yang dulu dan sskarang ini perbedaanya dan silahka kasi statemen.” Ujar Hendi yang selama 7 bulan menjadi plt.kasek diberi tambahan honor Rp600 rb perbulan dari Komite namun yang tidak pernah diambil tapi dikembalikan untuk mendukung kegiatan sekolah. Hendi lulus menjadi ASN sejak 2015 dan langsung ditunjuk sebagai pengelola Dana BOS.

“Kerinduan saya untuk NTT adalah bagaimana NTT bisa mengelola Dana BOS dengan jujur. Karena menurut penilaiansaya berdasarkan pengalaman saya yang sudah keliling NTT, masih tertinggalnya pendidikan NTT adalah kesalahan managemen sekolah dalam mengelola Dana BOS. Kalau ibarat pohon, Dana BOS itu akar.  Kalau mau pohon itu subur, rindang dan menghasilkan maka dari akar harus bagus. Kalau pengelolaan Dana BOS dikelola dengan benar maka sekolah dan pendidikan akan bagus. Kalau pengelolaan Dana BOS tidak sehat, maka pendidikan tidakungkin akan maju. Target kami agar Dana BOS dikelola dengan bijak, jujur dan tepat sasaran. Walau di sini kami kelola Dana BOS hanya Rp360 juta, tapi kami kelola dengan benar dan bijak, kamu mulai bangun dari peningkatan SDM guru, sistem pembelajara dan dan fasilitas kami kelola secara mandiri. Sskalipun kami sekolah kecil, kami punya 12 lcd dan 8 kipas angin di masing-masing kelas. Dan kedepan kami targetkan setiap kelas punya kipas angin. Saat ini baru 8 kipas angin. Bahkan untuk tanamam adalah sumbangan saya dan para guru. Honor saya selama tujuh bulan dari komite saya pakai untuk membuat jalan setapak dan pengadaan pohon-pohon peneduh dan itu sumbangan saya dan para guru.”

NTT tidak bodoh, ujar Henid, tapi yang membodohkan adalah para korupsi. Jika diriny pendatang mencintai NTT maka ia mengajak orang NTT sendiri harus lebih mencintai dengan membangun pendidikan di NTT. Ia berkomitmen dirinya  harus berdampak positif bagi NTT.

“Selama saya di NTT saya puji Tuhan selalu sehat dan sangat berdosa jika saya tidak berdampak positif bagi pendidikan NTT.” Ujar Hendi.

SMAN 12 miliki total siswa adalah 235 orang dengan Dana BOS @Rp1.520.000 total Rp360 juta dengan tendik 36 orang, staf tu 4 orang dan tenaga guru honor 14 orang. 10 rombel dengan 8 ruang belajar, dan 1 kelas menggunakan lab. Jam belajar full day sampai jam 3 sore.|

Sekolah ini didukung CSR seperti gerbamg dan pagar keliling sumbangan dari PT Pertamin, lapangan dan wc disumbang oleh tendik di sekolah.

“Kami menargetkan pada 2030 SMAN 12 Kota Kupang menjadi sekolah TERINDAH (Terbaik, Rindang, Aman, Damai dan Harmonis). Saat ini kami baru TERINDAH walo belum terbaik tapi tertib kami sedang merapihkan dan merubah karakter anaknya dulu, di sekolah ini kemampuan kognitif anak-ank masih lemah, ada siswa kelas 10 tahun lalu masih ada 20an siswa yang kemampun membaca masih lemah, menghitung baru sampai perkalian tiga empat lima. Tugas kami mengatur baik-baik dalam sistem pembelajaran dan ingin lulusan kami berdampak dan berkualitas. Kami ingin mereka punya skill bukan sekedar duduk di jalan dan ada perbedaan dengan yang tidak bersekolah. Jadi karakter, potensi diri dan kognitif kami asah. Setiap jumat kami punya kegiatan Undian Ceria (Unjuk Kebolehan Diri, Cerdas Riang Gembira) sebagai kalibrasi ulang energi  mereka selama seminggu dan menstabilkan emosi mereka untuk memberi ruang bagi mereka menampilkan ekspresi diri dan potensi mereka dengan kegiatan menyanyi, menari, apapun kemampuan diri mereka selama dua jam untuk show di lapangan dan ditonton oleh semua warga sekolah. Melatih kemampuan baca siwa kami sudah tempelkan barcode berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan umum dan kami siapkan wifi untuk mereka mengakses informasi dari gogle dengan barcode yang kami berikan. Kami ingin semua potensi di sekolah bia digunakan siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Karena sekolah ada ruang belajar.” Tandas Hendi.||jbr