NTT, TOPNewsNTT|| Pemprov.NTT apresiasi peestasi para atlet Kontingen NTT di PON XX yang sudah berakhir pada 14/10 lalu dengan menggelar acara sambut dan pemberian hadiah bagi para atlet dan pelatih cabor baik yang peroleh maupun tidak peroleh medali.

Dari PON XX Papua, NTT mengirimkan 86 Atlet dan 10 Official, mengikuti 12 cabor. Dan hasilnya NTT peroleh 24 medali yang terdiri dari 5 medali emas, 10 medali perak dan 9 medali perunggu dari 8 cabang olah raga yang diikuti Kontingen NTT.
Hadir gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan wakil gubernur NTt Yosef Nae Soi, pengurus KONI NTT, para ketua Cabor, para pelatih dan para atlet serta Dispora NTT di Aula El Tari (Senin, 18/10).
Penyerahan dilakukan oleh wagub.Nae Soi dan 5 atlet peraih medali emas masing-masing peroleh Uang Rp200 jta dan sebuah rumah type 36, 10 atlet peraih medali perak masing-masing peroleh uang Rp150 juta dan sebuah rumah type 36, 9 atlet peraih medali perunggu peroleh uang Rp100 juta dan sebuah rumah type 36, sedangkan para atlet yang ikut PON XX tapi tidak memperoleh medali diberikan masinf-masing uang Rp50 juta. Sedangkan para pelatih diberikan sejumlah uang masing-masing 50% dari jumlah hadiah para atlet peraih medali. (Pelatih atlet peraih medali emas Rp100 juta, perak Rp75 juta dan perunggu Rp50 juta).
Selain itu wagub.Nae Soi juga menyerahkan hadiah sejumlah Rp1 milyar rupiah hadiah dari Jhony Plate Menteri Kominfo RI yang dibagi bervariasi bagi semua atlet dan pelatih dengan besaran yang akan disesuaikan.
Dalam sambutannya, Wagub.Nae Soi menyampaikan bahwa gubernur NTT sangat men-support olah raga NTT.
Ia juga memuji para atlit NTT yang selama PON XX Papua sangat luar biasa.
“Bukan hanya karena dapat medali saja tapi figth spirit para atlet. Sehingga bisa dapat juara dari beberapa cabor. Bahkan NTT dapat kalahkan provinsi yang juara sea games. Dan buka cuma, itu karena yang paling penting adalah spirit pantang menyerah. Saya sangat figth spirit atlet cabor wushu yang walau kalah, dan sudah berdarah-darah tapi masih tetap maju selesaikan pertandingan walau dokter bilang tidak boleh maju. Juga atlet cabor kriket yang diketuai ibu Inche Sayuna, saya baru tahu permainan kasti saja tapi bisa kalahkan juara nasional Bali dan dapat emas. Walau NTT dinyatakan kalah dalam beberapa cabor walau sebenarnya menang, tapi sportifitas atlit NTT yang tidak ribut dan mau menerima keputusan dengan hormat saya apresiasi. Tidak buat ribut-ribut tidak seperti provinsi lain yang buat ribuf-ribut.” Ujar Wagub.Nae Soi memuji.
Ia juga mengapresias semua perjuangan dan persembahan seluruh atlit dan pelatih dari semua cabor, baik yang dapat maupun tidak dapat medali.
“Terima kasih untuk jerih payah dan persembahan anak-anakku sekalian untuk pemprov.NTT, sebentar bapak gubernur yang akan umumkan apresiasi apa saja yang akan diberikan dan anda akan pulang dengan senyum-senyum. Semuanya dapat. Jangan dilihat nilainya tapi lihat manfaat dan penghargaan dari pemerintah NTT bagi pengabdian anak-anakku sekalian. Jangan putus asa, kita siap lagi untuk PON Aceh dan Sumatera Utara. Semoga kita 2028 PON NTT jadi tuan rumah. Bapak gubwnrur bisik di RI 1 dan kita bisa jadi tuan rumah. Makasih pak gub sudah percayakan kita sebagai delegasi di PON XX. Makasih untuk pemprov.NTT dan gubermur NTT dan kepada ketua cabor yang sudah persiapkan semua atlet dan walau dalam kondisi sulit sudah dapat medali, apalagi jika kondisi baik maka saya hakul yakin akan lebih berprestasi. Terima kasih anak-anakku atlet sekalian, jangan lupa tetap berlatih karena PON sudah di depan mata. Kita sudah janji khusus cabor kempo pada 2023 akan ikut kejuaraan dunia di Jepang. Walau perolehan medali di PON XX, NTT menurun dibanding PON 2016 dimana kita dapat medali dari 2 cabor,tetapi dari PON XX, dari 12 cabor yang NTT ikut, kita dapat 24 medali dari 8 cabor. Kita dapat 5 emas, 10 perak dan 9 perunggu.” Ujar Wagup Nae Soi.
Sedangkan gubernur VBL walau mengapresiasi prestasi.para atlet di PON XX Papua, tapi mengingatkan agar mereka lebih memaknai arti kemenangan ini dengan lebih melihat ke seluruh proses yang sudah dilewati hingga sampai pada sebuah pencapaian, sehingga menghindari eforia berlebihan. Gubernur mengatakan bahwa apresiasi pemerintah bukan hanya pada moment sesaat kegembiraan sambutan bagi atlet yang bawa medali, tapi lebih kepada dukungan pembinaan, persiapkan atlet lewat program dan anggaran yang akan menjadi komitmen pemprov.NTT ke depan. Pemerintah NTT akan hadirkan dan libatkan diri sejak awal proses bukan hanya pada saat atlet membawa medali. Hal ini juga dimintanya kepada setiap pihak masyarakat NTT maupun Indonesia yang sudah mengapresiasi para atlet peraih medali agar mau terlibat sejak awal dalam proses pembinaan dna pelatihan atlet. Jangan hanya diakhir saat bawa medali.
“Bagi sekelompok orang, menangkan pertempuran dimanapun, lalu mereka eforia, merasakan kebahagian luar biasa lalu mereka meninggalkan peperangan yang sesungguhnya. Kita bersyukur untuk semua yang sudah berjuang tapi kita harus terus menerus memantau dan kita akan terus mendorong bahwa kepedulian tidak hanya hari ini. Dari seluruh pencapaian prestasi karena kita kembali ke tempat dimana kita lahir dengan selamat itu sebuah anugerah luar biasa kembali dengan membawa prestasi yang kita banggakan. Setiap kita, termasuk saya memantau, melihat dan bangga tapi kebanggaan sebagai seorang gubernur adlaah dengan terus membangun realita kehidupan untuk menata kehidupan atlet NTT untuk kita tidak hanya senang satu dua hari. Tapi kebangaan sebagai seorang gubernur adalah lebih kepada tindakan membangun didalam realta kehidupan untuk membangun anak-anak NTT, para atlit untuk tidak hanya senang dua tidak masa tapi lebih kepada menciptakan prestasi-prestasi yang lebih bagus lagi ke depan. Karena itu penghormatan kita kepada atlit lebih kepada atlit yang mendapatkan medali itu bukan penghormatan kepada sebuah lompatan untuk mendapatkan medalinya saja tapi lebih kepada proses, disiplin dan konsistensi dari seorang atlit dan pelatih. Karena itu kita akan memberikan kepada para atlit yang memperoleh medali baik emas, perak dan perunggu semua dapat rumah. Tapi saya mau tegaskan bukan karena dapat medalinya, tapi proses, disiplin, konsistensi. Saya ini pejuang jadi saya tahu, tidak mudah untuk disiplin. Jadi itu ke jiwa atlirnya. Jadi kalau latihan sambil mabuk maka tidak akan dapat prestasi. Kita lihat petinju mike tyson kalau tidak karena disiplin, maka dia tidak akan mampu jadi petinju tidak terkalahkan. Sebagai seorang yang terbiasa dalam perjuangan, sepeti pak yosep ini, kita melihat perjuangan dan disiplinnya. Kita tidak melihat medalinya saja, tapi seperti apa perjuangan dna disiplin atlitnya.”tansaa Gubernur mengingatkan.
Gubernur menekankan bahwa seorang atlit yang benar-benar bagus dan dikatakan berprestasi bukan datang begitu saja, tapi datang dari sebuah proses panjang dan ketat yang penuh disiplin dan komitmen.
“Saya dan kakak Yosep ini hidup dengan dan dari sebuah perjuangan karenanya kami tahu arti perjuangan dan akan hargai perjuangan semua atlet. Tapi lebih akan hargai atlet yang sportif bukan yang tidak sportif, sudah kalah tapi tidak terima. Kita akui atlet yang peroleh kemenangang dari sebuah proses dan jujur.” Ujar gubernur.
Ia berjanji akan persiapkan atlet NTT dengan desain yang lebih bagus, disiplin dan komitmen serta jujur.
“Dan untuk PON 2028, kalau kakak Yosep bilang saya bisik RI 1 saja, maka saya mau bilang kita akan ganti Ketua KONI NTT dengan kakak Yosep Nae Soi. Bahkan saya akan minta dukungan Presiden, KONI untuk kita jadi tuan rumah PON 2028. Dan KONI NTT akan keliling NTT kampanye agar pada 2028 NTT jadi Tuan Rumah PON. Kita punya waktu tiga tahun untuk persiapkan semua. Saya harap pembinaan atlet dimulai dari sekarang. ” tandasnya.
“Saya apresiasi atlet NTT yang dalam kondisi sulit masih bisa meraih 15 medali apalagi jika kondisi lebih mendukung. Saya juga apresiasi Inche Sayuna yang sebagai wakil rakyat tapi masih punya waktu membina atlet cabor kriket. ” sentilnya.
“Karena itu, saya mau katakan bahwa untuk atlet yang dapat medali emas dapat 200 juta dan rumah, perak dapat 150 juta dan rumah, perunggu 100 juta san rumah serta atlet yang tidak dapat medali dapat 50 juta.” Cetusnya mengumumkan.
“Pada 2024 jika kondisi PAD NTT makin baik, banyak orang kaya di NTT, maka saya janji apresiasi akan lebih baik dari sekarang. Jadi berhenti memperburuk Provinsi NTT tapi kembangkan nilai-nilai kembanggaa. Nilai-nilai prestasi harus kita dorong untuk NTT agar kalau kita bicara NTT maka dalam narasi yang baik, pertumbuhan provinsi menuju sejahtera sehingga kita akan menuju masa depan sejahtera dengan keyakinan provinsi ini dapat dikembangkan dengan prestasi dalam mengisi pembangunan.” Ajaknya.
“Terima kasih kepada Menteri Kominfo, saya dapat bisik ada apresiasi juga. Saya juga sampaikan respek dan terima kasih kepada seluruh pihak baik masyarakat dan organisasi lembaga NTT maupun Indonesia yang sudah peduli dan memberi apresiasi bagi para atlet, atas nama masyarakat dan pemerintan NTT mengucapkan terima kasih. Tapi kalau bisa jangan muncul hanya saat sudah menang dan dapat medali, itukan datang dari proses dan yang berat kan prosesnya, jadi kalau bisa dukungan dimulai dari prosesnya. Jadi saya akan lihat daftar yang sudah kasih apresiasi, jadi kalau tidak ada dari mulai proses atlitnya, maka saya tidak mau lagi. Jadi jangan sudah jadi baru muncul, tapi harusnya didukung sejak masih dari proses. Karena biasa yang muncul bukan sejak proses awal, maka biasa hanya untuk bangga-bangga, makanya saya minta ikut partisipasi sejak dari proses awal. Saya lebih suka memberi dengan tangan kanan, jangan tangan kiri tahu. Saya juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung, tertama TNI Khususnya Brimob Polda NTT yang sudah mengawal kegiatan ini sejak awal. Doa dan kerja keras kita semua yang akan menghasilkan sesuatu yang baik.” Katanya.
Kepada para pelatih wagub menjanjikan diberikan hadiah 50% dari total hadoah masing-masing atlet peraih medali. Pelatih atlet peraih emas akan peroleh hadiah Rp100 juta, perak Rp75 juta, dan perunggu Rp50juta.|| juli br