Dicson Caverius Haba, S.Pt, “Jika Saya Dirut PDAM Kota Kupang, Penyertaan Modal Pemkot sekali saja dan Optimis Sumbang PAD Rp1 M”

Kupang, TopNewsNTT.Com|| Komitmen luar biasa tercetus dari pernyataan Dicson Caverius Haba, S.Pt, salah satu calon dirut PDAM kota Kupang periode 2025-2030 bahwa ia akan membuat beberapa terobosan untuk meningkatkan PAD Kota Kupang dan peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat Kota Kupang.

Namun ada dua komitmen yang paling berani yakni meminta penyertaan modal hanya sekali dan sumbang PAD Rp1 M petahun.

Hal ini tetungkap saat diwawancara media usai mengikuti Pemaparan ide, gagasan dan rencana bisnis kepada tim panelis sebagai lanjutan dari tahapan seleksi Dirut PDAM di Ruang Garuda Kantor Wali Kota Kupang (Rabu, 24/9).

Kepada media menjelaskan bahwa dalam rencana kerja  yang ia  susun dan paparkan semuanya sudah berdasarkan data.

“Saya tahu betul bahwa kondisi di PDAM kota Kupang saat ini ada pada posisi merugi. total aset perusahaan sekitar Rp40 miliar, namun dari jumlah tersebut hanya Rp25 miliar yang bisa dihitung sebagai aset bersih karena Rp15 miliar lainnya adalah piutang atau tagihan yang belum tertagih. Dari aset bersih itu, sekitar Rp24 miliar adalah aset fisik, dan hanya sekitar Rp1 miliar yang berupa kas. jika pengeluaran Rp1.3M, maka PDAM merugi terus selama 2,5 tahun ini.” Ungka Dicson yang juga merupakan ketua Koperasi Merah Putih Kelurahan Oepura kepada awak media.

Dengan terobosan yang akan dilakukannya di PDAM nanti Dicson merinci total pendapatan PDAM yang bakal dihasilkan yaitu:
1.Air Minum Dalam Kemasan (200jt lebih)
2.Sambungan Baru (550jt lebih)
3.Penagihan pelanggan Aktif (1.3M)
4.pendpaatan lain dari bisnis koperasi PDAM yang sampai saat ini tidak beeoperasi

Selain itu, ada juga program yang akan dikerjakannya yakni pemasangan 2 sambungan gratis bagi penderita stunting.

Untuk mendukung transparansi PDAM, maka laporan akan di tayangan di media cetak dan online setiap tahunnya.

Dicson mengatakan mengatasi  kondisi merugi di PDAM, maka ia akan melakukan langkah-langkah strategis antara lain penambahan sambungan baru, “Kalau nilainya 4.000, jika dikalikan dengan dengan biaya pemasangan Rp1.150.00 maka kita sudah mendapatkan penghasilan senilai Rp550 juta ditambah penagihan Rp1.3M.” Jelasnya.

Solusi lain peningkatan pendapatan PDAM yakni memproduksi produk olahan air minum dalam kemasan, “Karena kita punya sumber air Pipa UHV di Manutapen yanf jika dijadikan air minum dalam kemasan akan memberikan pemasukan yang besar. Misalnya dalam 1 jam mampu memproduksi 36 ribu cup adk, maka jika dikalikan dengan 4 mesin produksi dan dikalikan dengan 8 jam kerja,  dikalikan 25 hari kerja maka akan dihasilkan 56 ribu dos air minum dalam kemasan, yang jika dikalijan Rp4.000 percup maka akan diperoleh penghasilan Rp200 lebih juta.” Paparnya optimis.

“Jika keuntungan dari air minum dalam kemasan itu sebesar Rp200 Milyar lebih, biaya pasang baru Rp500 Milyar dan total tagihan pelanggan Rp1.3 milyar maka bisa terkumpul Rp2.000 milyar lebih. Yang jika dikonversikan pengeluaran Rp1 milyar lebih, maka sebulan bisa peroleh  Rp770 juta hingga Rp1 milyar yang jika dikonversikan dalam setahun PDAM akan menghasilkan Rp8 Milyar lebih maka saya akan jadi satu-satunya dirut yang tingkatkan PAD Rp1 Milyar.” Cetusnya optimis.

Selain itu Dicson memastikan jika dirinya menjadi dirut maka hanya akan minta penyertaan modal pemkot hanya sekali saja. “Cukup sekali. Selanjutnya tidak usah karena penyertaan modal Rp5 Milyar sudah cukup untuk biayai pengembangan PDAM” Ujarnya yakin.

Untuk peningkatan pelayanan, Dicson menyatakan bisa dengan sambungan baru rumah, “Ada banyak cara, misal kita bisa libatkan koperasi dan bank atau dengan menerapkan sistem pembayaran pokok dan tagihan air dengan subsidi dan pelanggan mencicilnya lewat pembayaran tagihan setiap bulan.  Misalnya biaya sambungan baru itu  Rp1.650.000 yang jika dicicil selama 16 kali,  maka akan pelanggan membayar sebulan Rp160.000 ditambah tagihannya contoh 50 ribu jadi Rp210.000 perbulan selama 16 kali, maka pelanggan akan membayar total sebesar Rp200 juta. Keberpihakan pemerintah ada disitu pelanggan dapat subsidi. Karena tidak semua orang punya uang Rp1.6 juta.” Jelas Dicson lagi.

Ia optimis target itu dapat tercapai, karen kota Kupang punya empat sumber mata air, yakni Kali Dendeng dengan debit air 150 liter per detik, Mata Air Hitam di Unkris dengan debit air 20 liter per detik, Bendungan Manikin dengan debit air 150 liter per detik dan Bendungan Tilong dengan debit air 300 liter per detik. Dengan aset emoat sumber mara air tersebut, saya yakin jika semuanya tereksploitasi maka sekitar 60% masyarakat kota Kupang terairi air.” Jelasnya.|| jbr