Perkuat Peran Museum Sebagai Tempat Belajar, Sumber Informasi dan Perkenalkan Budaya NTT, UPTD Museum Daerah NTT Gelar Pameran Museum Keliling Di Belu

Atamabua-Belu,TopNewsNTT.Com||UPTD Museum Daerah Provinsi NTT kembali menggelar Pameran Keliling untuk memberi edukasi dan memperkenalkan aneka budaya Provinsi NTT dan khususnya kabupaten Belu agar makin dikenal dna dicintai serta diwariskan ke generasi penerus NTT. Selain itu dari berbagai benda budaya bisa dijadikan sebagai  sumber informasi dan edukasi bagi semua kalangan. Dengan pameran ini Museum bisa dijadikan sebagai tempat belajar dan menggalu informasi terkait sejarah peradaban dengan keanekaragaman nilai didalamnya sehingga generasi muda bisa tetap memelihara nilai-nilai positif tersebut dalam praktek kehidupan di masa depan.

Hal ini terungkap dalam laporan yang disampaikan oleh Ketua Panitia pameran sekaligus sebagai Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT Aplinuksi Asamani yang melaporkan bahwa Pameran Museum Keliling di Atambua tanggal 27 Agustus 2025.

Pameran Museum Keliling tahun 2025 mengangkat thema “Menapaki Jejak Keluluh di Tanah perbatasan untuk melestarikan warisan budaya Belu”.

Latar belakamg digelarnya Pameran Museum Keliling berdasarkan fakta bahwa pelestrian Warisan Budaya menjadi  suatu keniscayaan jika dilihat dari berbagai corak suku dan etnis dengan latar belakang kebudayaan yang beranekaragam di Indonesia, sehingga Museum Daerah NTT  berkomitmen untuk menyelamatkan, melestarikan dan mempertahankan warisan budaya dengan jalan menginformasikannya melalui cara dan disiplin ilmu tertentu.

Dengan demikian, nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya dapat dipertahankan dan disebarluaskan kepada generasi berikutnya.

“Upaya penyelamatan dan pelestarian budaya bangsa diatur  dalam undang-undang nomor 11 2010 tentang cagar budaya dimana dalam pasal 2 menyatakan posisi museum sebagai lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan koleksi berupa benda bangunan dan atau strukur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang bukan cagar budaya dan mengkomunikasikan kepada masyarakat. ” jelas Aplunuksi.

Ia menambahkan sejak awal berdirinya Museum dari Nusa Tenggara Timur, “telah banyak mengumpulkan benda budaya yang pada masa lampau dipakai oleh leluhur kita atau menjadi peninggalan kejayaan bangsa di masa lampau yamg dengan bekal pengetahuan yang dimiliki para pengelola koleksi museum telah berusaha menyelamatkan warisan budaya bangsa agar para penerus bangsa di masa sekarang dan masa akan datang dapat melihat dan menyaksikan warisan nenek moyang kita yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur,  khususnya di Kabupaten Palu yang hari ini kita laksanakan pameran.” Ujar Aplinuksi.

“Pameran merupakan suatu cara museum berkomunikasi dengan masyarakat koleksikoleksi yang telah dikumpulkan dari masyarakat dirawat dan dikaji yang pada gilirannya mendapat kesempatan untuk dipamerkan kepada masyarakat.” Tambahnya.

Pemeran museum bersifat edukatif dan rekreatif dengan mengangkat topik bersifat tematis sesuai dengan potensi koalisi yang dimiliki Museum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pemeran ini bersifat temporer yang diselenggarakan dalam peretas waktu tertentu dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Dengan pameran museum keliling hendak menggugah kita semua agar bangga akan produk budaya leluhur kita khususnya leluhur Nusa Tenggara Timur yang menjadi perisai kekerabatan dan kebanggaan budaya pejuang dalam palungan religius yang direstui oleh leluhur. ” harpanya.

Tujuan pelaksanaan kegiatan pameran museum keliling, jelas Aplinuksi, “adalah pertama untuk penyebar luas informasi mengenai budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur,  khususnya budaya masyarakat Belu sebagai warisan secara budaya nenek moyang dan nilai-nilai luhur masyarakat Belu. Yang kedua adalah sebagai perwujudan peran museum sebagai lembaga pelestarian warisan budaya, tempat belajar dan rekreasi yang mandiri. Tujuan ketiga adalah untuk menanamkan rasa memiliki, cinta dan bangga terhadap kebudayaan sendiri yaitu kebudayaan Nusa Tenggara Timur khususnya kebudayaan masyarakat Belu. Keempat adalàh untik mendorong pemerintah Kabupaten Belu agar dapat mendirikan museum daerah Kabupaten Belu. Inilah harapan kami dengan kegiatan ini,  tentu respon dan ini sudah mendapat respon positif Bapak Bupati.

Yang kelima adalah untuk mengedukasi masyarakat Belu khususnya para pelajar, mahasiswa,  peneliti agar menjadikan museum sebagai pusat studi budaya untuk melestarikan warisan budaya Belu.

Sementara Sasaran kegiatan, pameran musim keliling ini bersifat umum dan terbuka kepada seluruh kalangan meliputi pelajar, mahasiswa, para pendidik, masyarakat umum dan wisatawan Pelaksana,

Kegiatan pameran musim keliling dirasakan selama empat hari dari tanggal 27 sampai dengan 30 Agustus 2025 bertempat di Mall Pelayanan Publik Timur di Atambua, Kabupaten Belu dengan memamerkan 218 koleksi terdiri dari 60% koleksi berasal dari Kabupaten Belu dan 60% koleksi dari kabupaten lain di NTT. Ia berharap Museum akan yang menjadi rumah peradaban masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Selama pameran akan ditampilkan juga pentas seni budaya yang dipentaskan setiap malam dan kunjungan berlangsung selama empat hari dan tentu mengikutsertakan 25 sanggar yang ada di Kabupaten Belu.  Disamping itu ada sebanyak 102 UKM yang turut berpartisipasi memerahkan kegiatan pameran Museum Keliling tahun 2025 di Kabupaten Belu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan  Kabupaten Belu sampaikan sambutan Bupati Januaria  Nona Alo – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Januaria Nona Alo, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya UPTD Museum Provinsi NTT, yang telah memilih Kabupaten Belu sebagai lokasi penyelenggaraan Pameran Museum Keliling. Kamis (28/8/2025).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Januaria Nona Alo, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya UPTD Museum Provinsi NTT, yang telah memilih Kabupaten Belu sebagai lokasi penyelenggaraan Pameran Museum Keliling tentang Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Belu.

Januaria Nona Alo menekankan bahwa kehadiran pameran ini memiliki makna penting, terutama bagi generasi muda di daerah perbatasan.

“Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Gubernur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Kehadiran museum keliling ini menjadi kesempatan emas bagi masyarakat Belu, khususnya anak-anak sekolah, untuk mengenal lebih dekat jejak leluhur kita tanpa harus jauh-jauh ke Kota Kupang,” ujar Januaria Nona Alo, Kamis (28/8/2025).

Januaria Nona Alo berharap, melalui pameran yang berlangsung selama empat hari ini masyarakat Belu dapat lebih memahami dan mencintai warisan budaya yang ditinggalkan para leluhur.

Januaria Nona Alo juga mendorong para kepala sekolah, guru, dan orang tua untuk membawa anak-anak berkunjung agar mereka bisa belajar langsung dari koleksi benda budaya yang ditampilkan.

“Pameran ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya dan sejarah. Semoga generasi muda kita menyadari bahwa jejak leluhur di tanah perbatasan sungguh mulia dan layak dilestarikan,” tambah Januaria Nona Alo.|| jbr