dr. Andre Hartanto Paparkan Manfaat Kelor  Untuk Perbaiki Kesehatan Reproduksi Di Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia (KOGI) ke-19 di Bali 

Denpasar-Bali, TopNewsNTT.Com||dr. Andre Hartanto paparkan manfaat kelor (Moringa Oliefera) dalam membantu memperbaiki kesehatan reproduksi saat menjadi salah satu pemateri mweakili NTT pada Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia (KOGI) ke-19 di Bali Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia (KOGI) ke-19 resmi digelar pada 17–23 Juli 2025 di Bali dengan mengusung tema: “Advancements in Maternal and Reproductive Health Through Technology, Digital Innovations, and Education.”

Menurut dr.Andre lewat pesan wa, kongres ini menjadi ajang pertukaran pengetahuan dan pembaruan inovasi di bidang kesehatan ibu dan reproduksi di Indonesia.

“Dalam kongres tersebut saya mempresentasikan  paparan ilmiah hasil penelitian saya tentang potensi tanaman kelor (Moringa Oleifera) dalam memperbaiki kesehatan reproduksi, khususnya pada penderita sindrom ovarium polikistik atau Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).” Jelasnya.

dr. Andre menjelaskan hasil uji coba yang telah dilakukan pada tikus dengan memberikan moringga atau kelor sebanyak 500 miligram hingga 2 gram per hari selama dua minggu yang  menunjukkan hasil signifikan terhadap peningkatan kualitas folikel.

“Perkembangan folikel atau proses folikulogenesis jauh lebih baik dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberikan kelor,” jelasnya.

Ia menakan bahwa salah satu penyebab gangguan folikulogenesis pada pasien PCOS adalah ketidakseimbangan fungsi insulin.

Dari hasil, ungkap owner La Moringa Caffe di Kupang ini terkait manfaat kelor, ternyata dapat membantu memperbaiki sensitivitas dan fungsi insulin, yang kemudian menurunkan kadar hormon androgen—hormon yang biasanya meningkat berlebihan pada penderita PCOS.

“Setelah mengkonsumsi kelor, kadar androgen menurun. Ini penting karena hiperandrogenisme adalah salah satu ciri khas utama pada pasien PCOS,” ungkap dr. Andre lewat pesan wa.

Penelitian ini juga diperkuat oleh analisis data dari sejumlah kajian meta-analisis yang membuktikan kelor mampu memperbaiki profil hormon pasien PCOS secara ilmiah dan medis.

Meski penelitian masih pada tahap awal dan dilakukan pada hewan coba, dr. Andre menyatakan manfaat positif kelor terlihat dalam waktu singkat, yakni dua minggu. “Memang dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektivitas jangka panjang dan dosis yang optimal pada manusia. Tak hanya efektif, kelor juga dinilai sangat aman dikonsumsi. “Uji toksisitas menunjukkan kelor memiliki tingkat toksisitas yang sangat rendah, sehingga bisa dikatakan aman tanpa efek samping yang berarti,” ujarnya.

Penelitian ini membuka peluang pemanfaatan kelor sebagai terapi alami pendamping bagi pasien PCOS, khususnya dalam menangani gangguan hormonal dengan pendekatan yang aman dan berbasis bukti ilmiah.(**)

rilishms.dr.andrehartannto