Peringati Hardiknas 2025, Ambrosius Kodo Ajak Semua Pihak Bangun NTT Lewat Pendidikan

“Hardiknas ini menjadi momentum strategis untuk menyatukan kekuatan, berkolaborasi, dan bersinergi membangun NTT yang maju dan cerdas dimulai dari pendidikan,” tegas Ambrosius Kodo.
Berbagai kegiatan digelar untuk menyemarakkan Hardiknas 2025, dimulai dengan program “SMS Gubernur”, sebuah sayembara menulis surat untuk Gubernur NTT yang diikuti oleh 1.700 siswa SMA dan SMK se-NTT. Tiga surat terbaik mendapat apresiasi langsung dari Gubernur NTT, dan seluruh surat terpilih telah dibukukan dengan judul “SMS Gubernur”, memuat aspirasi, kritik, dan harapan siswa kepada pemerintah daerah.
Rangkaian kegiatan berikutnya adalah Festival Sastra Daerah yang dipusatkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Puncaknya adalah pembacaan puisi massal oleh lebih dari 12 ribu siswa dari jenjang SD hingga SMA dalam tiga bahasa — daerah, Indonesia, dan Inggris. Aksi kolosal ini dicatatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pembacaan puisi serentak dengan peserta terbanyak.
Tak hanya itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga menggelar “Gebyar SMK” yang melibatkan 41 SMK terbaik dari seluruh kabupaten/kota se-NTT. Masing-masing menampilkan hasil karya inovatif siswa yang mendapat kunjungan langsung dari Gubernur. Sementara itu, pameran hasil produksi siswa SMA diikuti oleh 32 siswa dan satu Sekolah Luar Biasa (SLB).
Puncak semangat kebersamaan ditampilkan dalam kegiatan “NTT Menari” yang digelar serentak di 22 kabupaten/kota dan diikuti oleh lebih dari 30 ribu peserta. Aksi ini turut dihadiri oleh para gubernur, bupati, dan wakil bupati se-NTT, dan kini tengah diusulkan untuk dicatatkan dalam rekor MURI, bahkan rekor dunia sebagai pentas penari terbanyak.
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi NTT juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Yayasan Imanuel, disusul perjanjian kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Kerja sama ini mencakup pembangunan sekolah, peningkatan kompetensi guru dan siswa, serta penempatan lulusan sekolah kejuruan ke dunia kerja.
“Jadi saya mengajak semua pegiat dan pemerhati pendidikan, mari kita kuatkan kolaborasi dan bersinergi untuk membangun NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan — dimulai dari sektor pendidikan,” tutup Ambrosius.(**)
dilansir dari website suarantt.com, penulis : hiro tuames