Kunjungi KADIN NTT, Ketum KADIN Anindya Bakrie Lepas Produk Ekspor Berbahan Kelor La Moringa

Kupang, TopNewsNTT.Com|| Ketua umum KADIN Anindya Bakrie hadir dan melepas produk ekspor berbahan Kelor La Moringa pada Senin, 21 April 2025 di Kafe La Moringa.

Sebanyak 5 jenis produk berbahan kelor dan sorghum serta coklat Ghaura di dilepas oleh Ketum KADIN Anindya Bakrie didampingi Owner La Moringa dr.Andre dan isteri, Boby Liyanto Ketua KADIN NTT, senator DPD NTT dan ketua dewan pertimbangan KADIN NTT Paul Liyanto dan sejumlah pengurus KADIN pusat, KADIN NTT dan stakeholder dari Forkopimda NTT.

Dalam sambutannya Ketum KADIN Anindya Bakrie intinya mendukung upaya-upaya yang dilakukan KADIN NTT dalam menjalanksn program kerja KADIN dalam memajukan ekonomi NTT, menciptakan enterpreneur muda dan pembinaan UMKM, membantu pengusaha NTT menemukan peluang usaha untuk memajukan ekonomi NTT.

Terutama dr.Andre yang sudah memulai dengan usaha Produk ekspor berbahan lokal seperti kelor, sorghum, coklat ghaura, dll ia sangat mendukung apalagi sampai menembus pasar dunia ini contoh sukses yang harus didukung dan KADIN NTT harus lahirkan pengusaha dengan cerita sukses lain.

Ia menyemangati pengusaha NTT mau melihat kekayaan sda NTT yang kaya harus dikelola dengan benar dengan memanfaatkan

Ia juga mengapresiasi BI dan pemda NTT yang sudah memberi dukungan dengan penandatangan MoU antara petani Gesti dan La Moringa untuk menyediakan bahan baku kelor.

Sementara ketua KADIN NTT Boby Liyanto dalam sambutannya menjelaskan KADIN NTT dan I NTT baru saja melaunching NTT Yes, dan ia berharap KADIN NTT akan bangkit ke depan bersama ekonomi NTT.

Boby juga mengatakan bahwa La Moringa sudah mengirimkan ke lima kalinya 5 jenis produk ekspor berbahan lokal ke negara Qatar, Abudabi,  Australia, Singapura yakni Green Teh La Moringa, Biskuit Sgorgum, sementara  Coklat Ghaura sudah diekspor ke Hongkong dan Australia.

Hari ini NTT telah bisa memproduksi produk pertanian hasil hilirisasi bukan hanya ke luar NTT tapi juga ke seluruh dunia.

“Kita menjadi saksi pelepasan produk bahan pertanian lokal hasil hilirisasi NTT ke luar Negeri dan hari ini Ketum akan melakukan pengepakan dus terakhir dan selanjutnya diserahkan ke sopir truk untuk membawa ke pelabuhan.” Ungkap Boby.

Kita akan memanfaatkan posisi NTT berselebelahan dengan RDTL dan Australia untuk Free trade zone.

Agus Listiowidjayanto, kepala BI NTT menyatakan bahwa peristiwa hari ini adalah rancangan untuk NTT maju.

“Saya awal bertemu dr.Andre dan nyatakan La Moringan sudah bagus posisi tapi ternyata masih impor dari Jawa Tengah. Na padahal lima tahun lalu Lion Parcel mengirimkan berton-ton biji kelor ke Jateng. Dan selaramg Jateng memgembangkan kelor luar biasa dan diekspor ke Jepang dll. Dan saya ajak pak Andre dan pak Gesti ke Jateng belajar cara menanam dna merawat dan.mengolah tanaman kelor. Dan hari ini ada MoU antara La Moringa dan Gesti demgan dukungan BI HTT dan akan muncul Gesti lainnya menuju NTT sejahtera. Kerja kolaborasi semua pihak akan menjadikan NTT lebih sejahtera dan membuka pasar di luar bagi produk olahan pertanian NTT.” Ujar Agus.

dr. Andre owner La Moringan kepada media menyatakan La Moringa sudah ekspor ke beberapa negara Qatar, Uni Emirad Arab, Australia dan Singapura dan akan bahas kerjasama dengan USA.

“Ditengah perang konflik Amerika dan China, ini menjadi sebuah tantangan bagi kita, asal kita pandai untuk pintar sedikit kita bisa mendapatkan keuntungan dari antara konflik kedua negara. Moringa atau kelor permintaannya sangat tinggi. Dan ini menjadi sebuah nilai yang bisa kita manfaatkan. Ini penting untuk kita. Kita perlu memiliki kesempatan dari konflik masalah ini. Awalnya pakai pesawat dan sekarang kontainer. Ada lima jenis produk teh kelor, biskuit kelor dan shorgum dan biskuit shorgum. Hari ini ribuan produk.

Menurut Andre selama ini mereka sudah mengambil semua kelor dari petani ntt tapi belum mampu penuhi kebutuhan mereka yakni sebulan 1.sampai 3 ton.

Sedanfkan dari petani ntt hanya mampu 300 dampai 500 kg per bulan dan selebihnya diambil dari Jawa Tengah. Pdahal mereka ingin semua bahan baku diambil dari petani NTT yang sudah dibina oleh BI NTT. Kami ingin pasolan bahan baku harus kontiyu.

Pabrik pengolahan sedang dibangun juga di Kupang dan ia berharap bahan baku kelor dapat dipenuhi oleh petani kelor NTT. Per kilo serbuk kelor dihargai Rp65 sampai Rp70 rb rupiah.

Kami berharap semua kabupaten bisa menjadi penyedia bahan baku karena baru memenuhi 10 persen dari kebutuhan yakni kelor dan shorgum.

Dalam acara ini dilakukan penandatanganan MoU antara Gestianus Sino ketua Poktan GS Organik sebagai pemasok Kelor dengan dr.Andre sebagai pemilik GS Organik.

Sementara Gestianus Sino pimpinan Kelompok Tani GS Organik, sebagai petani yang MoU dengan La Moringa mengatakan setelah MoU dari sisi petani adalh berita bagus bahwa dari gaung  budi daya kelor yang selama ini hanya lisan, sekarang sudah ada perusahaan produksi kelor yang akan mengambil produksi petani. “Kami berharap kembali ke pembuat aturan. Kalau ini sudah menjadi model untuk mengambil kelor petani, bisa dikembangkan  secara besar. Tetapi kelor sebelimnya sudah dibudidaya sebegitu besar dan kami berharap pemerintaj bisa memberi pendampingan kepada petani bagaimana pola tanam, perawatan sampai panen. Ini secara media harus terbuka informasi, jangan sampsi hanya eforia saja habis dilaunching tapi benar-benar petani kelor harus mendapatkan manfaatnya, petani harus sejahtera, agar mereka akan terus menanamnya.” Ungkap Gesti.|| jbr