Usai Dilantik Minggu (8/9), Ini Program ‘Gerakan 100 Hari’ Bupati Kornelius dan Wakil Marthen Bagi SBD

Birokrasi Daerah

NTT, TOP NEWS NTT ■■ Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya (SBD) periode 2019-2024, Kornelius Kodi Mete dan Marten Kristian Taka SIP, dan  Bupati Ende pada  sisa masa jabatan periode 2019-2024 Drs H.Djafar Ahmad,M.M resmi dilantik  oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Aula El Tari pada Minggu (7/9/2019) siang.

Usai pelantikan dan syukuran di Resto Nelayan, Pasangan Bupati dan Wakil Bupati SBD, Kornelius Kodi Mete dan Marthen Kristian Taka,SIP gelar Pres Confress dengan insan media NTT terkait apa saja program kerja 100 hari dan selama lima tahun kepemimpinan mereka kabupaten SBD.

Pasangan kepala daerah Kabupaten SBD  yang memiliki tage line mengajak masyarakat SBD menuju Kesejahteraan melewatu 7 Jembatan Emas dengan moto : “Lodo Meringi, Padda Melala” ini berjanji akan  berbuat yang terbaik untuk  masyarakat kabupaten SBD. Lewat Gerakan 100 hari kerja, keduanya sebagai kepala daerah berkomitmen bahwa masalah terkini di SBD yaitu dari lingkup internal birokrasi disekitar menurut aturan dan norma yang benar.

Masalah internal di SBD adalah masalah birokrasi dan  lnternal dan eksternal harus dibenahi. Dana desa yang bermasalah akan diselsaikan dengan temukan apa penyebabnya atau akar masalah. “Kami punya program ‘Desa Berair’ dan ‘Desa Bercahaya’Desa Berair‘ adalah program untuk mencukupkan ketersediaan air demin  meningkatkan ketersediaan  pangan, dengan pangan terpenuhi, maka akan jadi desa sehat, dan pengembangan potensi pariwisata dan menjadikan ‘desa  pariwisata.’ Sedangkan program ‘Desa Bercahaya’ adalah komitmen kami untuk menjadikan  rumah-rumah  yang masih gelap dalam 5 tahun kepemimpinan kami setelah kami turun memiliki penerangan atau ada listrik,  atau ‘Rumah Bercahaya’ dan ‘Rumah Tangga Bercahaya.’  Mimpi besar masyarakat SBD sejak semula untuk menggali energi terbarukan akan kami wujudkan akan optimalkan dengan mencari sumber-sumber  energi terbarukan; yaitu mengoptimalkan penggunaan tenaga surya, air, angin dan bio massa.” Jelas Kornelius Kodi Mete bersemangat didampingi Wakilnya Marthen Kristian Taka, dan Kabag Humas SBD Rovinus Dekaleka.

Peningkatan SDM  masyarakat SBD adalah lewat program ‘7 Jembatan Emas’  yang salah satuny  adalah pengentasan kebodohan dan kemiskinan.  Dengan berbagai program pendidikan bagi masyarakat yang akan dilakukan lewat program 7 Jembatan Emas lewat peningkatan SDM. Revolusi Mental baik birokrasi, legislatif dan masyarakat. “Kami akan memulai dari diri kami sebagai birokrat dan ASN sebagai contoh,  lilin serta suri tauladan dengan  menjalin kemitraan. Masalah buta aksara yang sangat  banyak jumlahnya bukan saja dari  kalangan dewasa, tapi juga dari usia sekolah akan kami atasi dengan jalin  kemitraan dengann berbagai pihak.” Jelasnya lebih lanjut.

Dibidang pariwisata, Kornelius menytakan akan lakukan langkah strategis untuk meningkatan PAD lewat sektor pariwisata. “SBD  punya potensi alam baik pantai dan laut sangat bagus, pertanian, perternakan dan kelautan menjadi lokomotif pariwisata. Dengan atasi korupsi dana desa, kami akan datang dengan senyum (sambil melirik wakil bupati Kornelius Mete dengan senyum,  yang diiyakan oleh wabup), kami cari penyebabnya, dan benahi sistem agar tidak ada cara-cara yang menyimpang dalam penggunaan dana desa. Sistem akan kami benahi dalam pengelolaan dana desa agar ada transparansi untuk mensejahterakan masyarakat desa. Kemiskinan dan kebodohan harus diatasi, harus diganyang. Kecerdasan akan menjadi kunci.” Tandasnya optimis.

Untuk perbedaan pilihan politik, Kornelius menganggapnya lumrah dan dalam  masa kepemimpinan mereka  lima tahun ke depan perbedaan pilihan politik akan ditiadaka dengan  merangkul semua elemen demi mensejahterakan masyarakat  SBD dari tingkat desa melewati  7 Jembatan Emas dengan tage line “loddo meringi padda melala”  (kesejahteraan).

Demikian juga penyelesaian  maslaah hukum di wiliayah SBD adalah mencari akar masalah yang jadi penyebabnya yaitu kemiskinan dan kebodohan , ” karena bodoh dan miskin orang dapat melakukan apa saja perbuatan negatif. Karenanya kita akan ganyang kedua masalah itu dari masyarakat SBD,  sehingga jangan ada lagi problem-problem hukum dan sosial di SBD.
Demikian juga masalah pencurian, akarnya adalah kemiskinan, kemiskinan berasal dari kebodohan dan kebodohan sebabkan kemiskinan, dan kemiskinan akan melahirkan berbagai kejahatan termasuk kasus hukum seksual terhadap anak dan perempuan.” Tandas Kornelius diakhir press comfrens. ■■ Juli br