Ngaji Heke, Sarjana Pendidikan ini rela “jalan kaki” data penduduk Airnona demi sukseskan SP2020

Figur Ceritera Inspiratif Statistik dan ekonomi Warta Kota

KUPANG, TOP News NTT■■ Media ini berjumpa dengan seorang petugas sensus lapangan SP2020, Ngaji Heke, masih muda (berusia 27 tahun), seorang sarjana pendidikan lulusan Undana Kupang 2 tahun lalu pada Kamis, 3 September 2020 saat melakukan pendataan di RT 24 kelurahan Airnona, yang juga merupakan tempat tinggal awak Top News NTT.

Ngaji Heke saat wawancara untuk SP 2020 kepada warga RT 24 Airnona

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 wita, walau dengan wajah lelah dan berkeringat karena berjalan kaki, Ngaji tetap dengan menaati protap kesehatan menggunakan masker dabmn jaga jarak, dengan senyum menyapa warga dan melakukan tugas wawancaranya. Karena mantan guru honor mapel teknik pada salah satu SMK di kota Kupang ini bertekad untuk selesaikan semua tugas pendataan yang diperolehnya pada 3 RT (16, 21 dan 24) di Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Semuanya didasari oleh kesadaran betapa pentingnya pendataan penduduk secara benar dan real demi perencanaan pembangunan NTT ke depan. Mengingat waktu hanya 15 hari.

Demikian ungkapan Ngaji pada media ini saat wawancara usai mendata di tempat tinggal kami.

Ketika ditanya oleh media ini : “Apa alasan mau terlibat berjalan kaki cape-cape mendata warga, apalagi dengan pendidikan sarjana?”

Pemuda asal Sabu Raijua yang berdomisili di Bakunase ini menyatakan  bahwa keinginan ini timbul bukan karena ingin isi lowongan kerja, (karena sebelumnya  mengajar disalah satu sekolah kejuruan) tapi terdorong untuk ikut membantu BPS untuk memberi data yang benar dan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya data masyarakat yang benar dan real.
“Saya mau jadi petugas SP (Online dan wawancara) karena saya sadar betapa pentingnya data yang benar dan real dari masyarakat demi perencanaan program pembangunan ke depan, demi kesejahteraan masyarakat.” Tandasnya bersemangat.

Selain itu, Ngaji menyatakan ingin juga data warga bisa jelas kepada pemerintah tentang status pekerjaan, status sosial, demi pemerataan program-program pemberdayaan bagi masyarakat agar tepat sasaran.

Keterlibatannya dalam SP 2020, juga didasari oleh alasan bahwa pendataan penduduk penting juga untuk mengetahui warga yang masuk keluar dalam sebuah wilayah, warga menetap dimana dan alamat KTP dimana kadang membuat kesulitan bagi pemerintah untuk penertiban jika terjadi sesuatu masalah.

Sampai hari ke-4 SP Wawancara yang dilakukan Ngaji akui ia baru mendata 60 kk, karena ada warga yang terdata pada DP Dukcapil Kota Kupang yang dipegang oleh semua petugas sensus, namun ternyata mereka sudah pindah ke RT lain, bahkan Kelurahan atau kecamatan lain. Bahkan ada yang ke luar Kota Kupang dan keluar daerah. Kk dengan kondisi seperti inilah, yang menurut Ngaji harusnya mereka mengikuti SPO saja karena bisa dilakukan dari Android.
“Tugas kami adalah mencocokkan nama di setiap RT pada DP Dukcapil dengan data real door to door. Dan kami harus kerja sama dengan RT untuk peroleh data real mereka, karena RT paling kenal warganya masing-masing.” Tandas Ngaji.

Untuk kendala di SPO 2020, menurut Ngaji  hanya karena ada sebagian warga tidak memiliki android, atau belum tahu ada SPO, atau sudah tahu tapi tidak tahu mengisi. Yang tidak begitu peduli dengan adanya SPO hanya segelintir saja.
“Saya tahu yang dilingkungan tempat tinggal saya saja ya, di Bakunase, saat SPO kemarin saya hanya membantu keluarga di RT saya di Bakunase secara suka rela. Puji Tuhan di wilayah saya semua warga antusias, sampai minta saya daftarkan. Saya juga jemput bola membantu warga saat itu. Kalau di wilayah kelurahan lain saya tidak sempat cari tahu.” Jelasnya.
Untuk SP sesi wawancara, Ngaji optimis akan bisa mendata semua warga.

Selama SP Wawancara, walau baru 4 hari Ngaji apresiasi warga yang sangat kooperatif memberi data, bahkan dirinya dibantu salah satu warga Rosa Ratu Kore yang merupakan Kader Posyandu di RT 24 untuk menyusuri kk yang terdapat dalam DP Dukcapil di RT 24.
“Saya apresiasi untuk warga di 3 RT yang menjadi tanggung jawab saya, bahkan saya dibantu sama ma Rosa kader posyandu untuk jalan dari rumah ke rumah sesuai data dalam DP ini.” Ujarnya tersenyum.

Komitmennya, adalah menyelesaikan mendata semua warga dengan baik dna benar, sehingga BPS bisa merangkum dalam data Penduduk Hasil SP2020.

Diakhir wawancara Ngaji menghimbau kepada masyarakat agar terima petugas sensus dan beri data dan jawaban yang benar dan jujur.
“Ayo dukung SP2020 dengan memberi jawaban yang benar dan jujur, karena data bapa mama sangat pentiing bagi perencanaan pembangunan ke depan. Apalagi di masa Covid ini kan ada bantuan dari pemerintah, dengan data yang jelaskan pemerintah bisa tepat sasaran kepada yang membutuhkannya.”  Himbaunya.

Untuk BPS terus lakukan SP2020 karena sangat penting untuk masyarakat dan pemerintah.■■ juli br