Mark Noel Wiliams, Model Cilik Berusia 9 Tahun Asal Kupang, Raih 12 Piala Dari 17 Lomba Fashion

Profil

Kupang, Top News NTT., Mark Noel Wiliams, model cilik berusia 9 tahun asal Kota Kupang yang dikenal media ini saat mengikuti latihan fashion untuk persiapan “TCP Fashion Fest 2019”  yang akan digelar pada 21 Juni 2019. Ajang TCP Festival Fest 2019 yang diprakarsai oleh  TCP (Timor Creative People), sebuah  Komunitas Model Kota Kupang  pimpinan Erwin Yuan,  perancang busana Tenun Ikat NTT berlabel “Padu Padan Tenun Ikat NTT” di Aula Rujab pada Sabtu, 8/6/2019.

Ketertarikan media ini pada Mark yang berwajah cubby dan bertubuh montok ini bukan tanpa alasan. Ketika pertama melihatnya latihan berjalan diatas Cat walk, sudah kelihatan bakat Modeling dalam  dirinya.

Dan dalam wawancara  dengan media ini di birthday corner Transmart Carefour Kupang pada Minggu, 9/6/2019, terungkap sebuah fakta yang buat keterarikan media ini dengan bakat modeling Mark terbukti ketika dengan lancar dan polos tanpa ada maksud menyombongkaj diri bahwa walau baru berusia 9 tahun, Mark sudah mengikuti 17 kali lomba fashion dan 12 kalinya dirinya menang. Dari sekian banyak lomba, ada lima  kali dirinya kalah, sejak ia terjun dalam dunia modeling tahun 2015 saat dirinya masih duduk di jenjang TK.

Mark Noel Wiliams (Model Cilik) berusia 9 tahun dalam bingkai foto saat menerima piala diantara 12 hasil lomba fashion yang pernah diikutinya

Mark dengan lancar mengisahkan awal mula terjun ke dunia modeling saat usia 5 tahun dan  masih duduk dibangku TK, yaitu pada  tahun 2015. Lomba itu dilaksanakan  di Lippo Kupang pada pameran pembangunan dalam  rangka memperingati HUT RI ke 72.  Dan saat itu Mark meraih juara 3 berbakat lomba fashion tingkat provinsi NTT.

“Juara tiga saat lomba fashion pertama itu buat Mark sangat senang dan bangga. Dan itu jadi sebuah peristiwa yang tumbuhkan rasa percaya diri luar biasa dan Mark tambah senang ikut lomba-lomba lain.” Imbuhnya dengan polos sambil tersenyum.

Setelah meraih juara dalam lomba fashion pertamanya,  dengan baju rancangan mamanya Adel Liwe itu, Mark menjadi percaya diri. Namun bukan tanpa kendala, Mark kisahkan jika  banyak teman-teman sekolah yang mencemoohnya sebagai bencong dan sebagainya. Dan  sempat dirinya sedih mendengar cemoohan itu dan tidak ingin lagi ikut lomba fashion kedua tahun 2016.

Namun oleh mamanya Adel Liwe (Surveyor di Lembaga Survei SOLID) yang berperan sebagai manager dan perancang busana Mark terus memompa semangatnya dan mendorong dirinya untuk jangan terpengaruh dengan cemoohan kawan-kawannya dan hanya menjawab : “biar basong kata beta bencong ma beta pung piala banyak di rumah. ” uajrnya.

Akhirnya Mark kembali termotivasi ikut lomba-lomba selanjutnya. Tidak tangging-tanggung Mark sudah mengikuti 17 lomba fashion di Kupang dan Kefa. Dan peroleh juara sebanyak 12 kali. Otomatis sudah ada  12 piala di lemari khususnya.

Untuk mendukung karir modelingnya, Mark yang suka musik ini  sudah setahun mengikuti kursus bermain Sasando pada Sanggar Vivian Tjung untuk mengasah bakat di bidang musik. Selain itu untuk sedikit melangsingkan tubuh menjadi ideal untuk seorang model, Mark juga sudah ikut dalam latihan Kempo seminggu 3 kali.

Bocah cubby  bertubuh montok dan berkulit putih bersih ini sangat memfavoritkan Pemain Sasando Vivian Tjung dan punya mimpi bisa mahir main Sasando bahkan bisa bermaun dalam event besar. Untuk memperlengkapi pengetahuan modelingnya, Mark sering mengikuti tutorial modeling di Googgle.

“Mark, sejak kecil.kalau ditanya apa cita-citanya selalu bilang mau menjadi artis.” Papar Ma Adel tertaw senang.

Mark punya pengalaman paling membuatnya  sempat down dan tidak mau ikutomba fashion saat dirinya  kalah dalam salah satu Lomba Fashion tahun 2018 di Transmart. “Saat kalah dalam lomba fashion itu, sedih dan sempat sonde mau ikut-ikut lomba lagi. Tapi mama bilang kalah menang sonde penting yang penting Mark su berani ikut dan percaya diri. Kan su mennag banyak kali jadi kasi kesempatan juga pada peserta lain yang belum menang untuk menang. Yang pernah kalah biar dong menang juga. Biar Mark bisa rasakan kalau kalah seperti apa. Dan Mark semangat lagi untuk ikut lomba.” Paparnya dengan mengenang saat dirimya  kalah.

Namun diantara semua lomba Fashion, Mark menyebut lomba di Kefa, TTU, adalah yang paling berkesan, yaitu juara 1. Dan para penonton yang sudah memfavoritkan dirinya sejak tahapan lomba sampai final meneriakkan namanya dengan sorak-sorai dna tepuk tangan riuh. “Juara satu saat lomba di Kefa itu paling berkesan dan beta ingat diantara semua lomba fashion yang pernah beta ikuti. Karena saat nama beta disebut sebagai juara satu, semua penonton teriak-teriak sebut Mark…Mark…  dan tepuk tangan ramai. Aduh beta paling senang dan ingat itu.” Ujar Mark buka-bukaan.

Yang unik dari siswa kelas 3 SD Katholik Canossa Maulafa ini adalah setiap baju yang dipakainya  dalam setiap lomba-lomba fashion, adalah hasil rancangan mama Adel dari modifikasi bahan tenun (selendang Tenun Ikat NTT) dengan pakaian papanya yang sudah sesak dan tidak dipakai. Memang dijahit oleh penjahit dipinggiran jalan saja, tapi rancangannya dari Ma Adel.  Dan bahan tenun ikat NTT hanya dari selendang kecil yang di modifikasi jadi baju rancangan khusus untuk setiap lomba. “Jujur beta sonde pernah keluar modal terlalu banyak, paling lima ratus sampai satu juta saja. Karena beta ingin agar dari yang minimalis tapi bisa dirancang jadi pakaian yang dipakai untuk lomba fashion. Jadi kalau menang itu sebuah anugerah. Bahkan jahit saja di penjahit pinggir jalan. Bukan di penjahit khusus.” Jelasnya dengan polos dan jujur, sembari tertawa.

Mark, bontot tiga bersaudara pasangan Gaspar Diaz (sekurity PT Gudang Garam) dan Adel Liwe (surveyor Lembaga Survei Solid yang berkantor pusat di Jakarta)  ini menyukai Fashion sejak kecil dan sering sekali memperhatikan Ivan Gunawan (perancang busana dan artis) pada acara-acara telivisi. Selain itu Mark juga sangat suka  kempo dan  Sasando. “Mark itu suka sekali memperhatikan Artis dan perancang pakaian Ivan Gunawan. Dan saya lihat waduh ke arah modeling ni anak saya hobbynya.” Buka mama Adel disuatu kesempatan wawancara. Dan memang terbukti, Mark lebih tertarik dengan dunia modeling dalam perkembangn usianya. Dan lomba fashion pertama Mark saat berusia lima tahun adalah permulaan is terjun ke dunia modeling.

Dengan polos Mark menyarankan agar pemerintah bisa memperhatikan dan ikut bangun dunia modeling lewat ajang-ajang lomba fashion terutama untuk anak  dan remaja.

Senada mama Adel juga meminta dan berharap agar pemerintah dan  bermitra dengan pihak swasta, untuk memperbanyak ajang lomba fashion khusus melibatkan anak-anak. Agar anak-anak yang bertalenta fashion dapat peluang. Terutama lomba fashion berbahan tenun ikat NTT. Agar sejak anak-anak masyarakat NTT dibiasakan berbusana tenun ikat NTT. Sehingga tujuan pemerintah mengangkat Tenun Ikat NTT benar-benar tercapai.

“Ajang tuh tidak harus lomba, fashion show dalam acara-acara menyambut tamu kenegaraan luar negeri atau luar NTT adalah sangat efektif untuk mempromosi Tenun Ika2t NTT.  Dan anak-anak jika diikutkan dalam event seperti itu akan sangat berkesan. Ini bisa  memotivasi mereka dan meningkat kecintaan akan Tenun Ikat NTT.” Tandas Mama Adel.

Diakhir wawancara, Mark dan mamanya berharap agar dunia fashion makin bertumbuh di NTT agar bisa menampung anak-anak berbakat atau talent seperti Mark. Sehingga kehidupan pendidikan mereka seimbang dengan kegiatan eskul dibidang fashion.

Dan memberi motivasi bagi anak-anak seusianya agar mau mencoba dunia modeling jika ada bakat. Jangan takut mencoba sesuatu yang positif.■■Juli BR