Ini Pencapaian BNNP NTT Selama 2020 dalam pelaksanaan program P4GN bidang P2M

0

NTT, Top News NTT|| BNNP NTT melalui Seksi Pencegahan Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) menggelar press confrens kepada awak media pada Rabu, 23/12 di Aula BNNP NTT, Jalan Palapa,Oebobo.

Hadir Hendrik Rohi (Penyuluh Narkoba Ahli Madya) mewakili Kepala BNNP NTT, sebagai moderator Anwar Gemar,S.Sos (Kepala Bagian Umum),  dr.Daulat A. Samosir (Konselor Adiksi Ahli Muda), Marcel Openg, SH (Konselor Adiksi Ahli Muda) dan AKP. Yuliana L. Beribe,SH (Plt. Kabid. Pemberantasan).

Kepada media Hendrik Rohi memaparkan apa saja yang sudah dicapai Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) selama 2020. Yakni dari target 6 LKN tercapai 3 LKN.

Sedangkan bidang Advokasi Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba (P4GN) yaitu melakukab penentuan institusi/lembaga yang responsif terhadap kebijakan pembangunan berwawasan anti narkoba melakui asistensi pembentukan relawan anti narkoba di desa Noelbaki sebanyak 30 orang  yang memiliki Pin dan sertifikat.

Kegiatan ini didukung  regulasi atau kebijakan yang mendukung upaya P4GN, dan program berkaitan dengan P4GN.

Sasaran kegiatan kepada stakeholder.

Penyebaran informasi P4GN kepada keluarga, pelajar, mahasiswa, pekerja dan kelompok masyarakat melalui 3 media cetak lokal, 8 media cetak luar ruangan (baliho), 6 media penyiaran radio dan tv lokal, 4 media online dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) melalui media konevensional antara kain melalui talkshow dengan peserta 150 orang, pagelaran seni 100 orang, dan insert konten 250 orang (untuk peroleh presentase tingkat penyerapan dan respon positif dari sasaran informasi P4GN.

Sedangkan dari seksi pemberdayaan masyarakat bidang P2M dijelaskan oleh Marsel  oleh Marsel Openg apa saja program pemberdayaan masyarakat dalam mendukung P4GN.

Lewat Penggiat Anti Narkoba, di lingkungan pemerintah, swasta, pendidikan, dan masyarakat dengan total 220 orang di 22 kabupaten Kota.

Lalu tes urine narkoba dan deteksi dini  selama tahun 2020 berjumlah 5.764 orang yang berasal dari lingkungan pemerintahan sebanyak 681 orang, lingkungab pendidikab formal dan non formal seba yak 4.989 orang, dan linglungan masyarakat sebanyak 94 orang, dengan hasil negatif seluruhnya.

Pemberdayaan alternatif di wilayah berpotensi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

Berdasarkan pemetaan di 654 kawasan rawan di Indonesia, di NTT kawasan berpotensi rawan antara lain di Kelurahan Labuan Bajo (Manggarai Barat), kelurahan Kamalaputi (Sumba Timur), desa Wailiti (Sikka), desa Silawan (Belu), dan kelurahan Kampung Baru (Sumba Barat).

Kawasan yang sudah peroleh program pemberdayaan alternatif di Kelurahan Alak, kota Kupang melalui kegiatan raker dengan stakeholder yaitu dengan pelatihan life skill di bidang kerajinan tenun ikat, bimtek, bantuan peralatan dan bahan kerja, dengan monitoring dan evaluasi rutin.

Sedangkan seksi rehabilitasi telah lakukan kegiatan  antara lain peningkatan kapasitas petugas pascarehabilitasi bagi 10 orang yang sudah lakukan pemantauan dan pendampingan serta bimbingan terhadap 37 orang klien di 5 kelurahan yakni di Airnona, Nunleu, Naikoten, Naikolan dan Sikumana.

Klien yang mengikuti layanan Pascarehabilitasi yang dilaksanakan oleh agen pemulihan dan pascarehabilitasi terhadap 37 orang klien melakui tahapan pemantauan, pendampingan dan bimbingan lanjut.

Di seksi penguatan lembaga rehabilitasi laksanakan 3 kegiatan antara lain fasilitasi rehabilitasi milik instansi pemerintah dan sudah beroperasi  yaitu di Klinik Pratama BNNP NTT, RSUD TC.Hillers Maumere, dan Puskesman Labuan  Bajo. Sedangkan yang sudah dilakukan penguatan lembaga namun belum beroperasi yaitu di RSJ Naimata Kupang,  RSUD Naibonat belum beroperasi, RSUD So’e, RSUD Kalabahi, RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, RST Wirasakti dan Puskesmas Sikumana.

Paket layanan rehabilitasi instansi pemerintah yang dtujukan bagi penyalahguna, korban penyalahgunaan dan pecabdu narkotika yang diberikan dukungan pembiayaan rehabilitasi di fasilitas rehabilitasi instansi pemerintah sebanyak 50 orang terdiri dari screaning intervensi lapangan bagi 25 orang, assesment medis bagi 10 orang assesment dan pemeriksaan kesehatan bagi 5 orang dan rawat jalan 20 orang serta layanan assesment terpadu sebanyak 15 orang.

Fasilitasi rehabilitasi berbasis komponen masyarakat yang operasional di 3 lembaga yaitu pada Lembaga Warna Kasih, kota Kupang, Yayasan Mensa, Lembata, dan Yayasan Lentera Mitra Harapan, Soe.

Rehabilitaai berbasis masyarakat dengan jumlah relawan 20 orang, tersebat di 4 kelurahan di kota Kupang yaitu Nunleu (5 orang), Airnona (5 orang), Naikolan (5 orang) dan Sikumana (5 orang).|| juli br

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *