Harga Indeks 4 Kelompok Pengeluaran Turun, Sebabkan Deflasi (0,45%) Di NTT

Ekonomi Bisnis

NTT, Topnewsntt.com., Empat Kelompok pengeluaran  alami penurunan indeks harga  yaitu bahan makanan, perumahan, sandang dan makanan jadi sebesar 2,56%,  dan hal inilah  yang menjadi penyebab deflasi  di NTT sebesar (0,45%)  dengan IHK 132, 15.

“Penurunan indeks harga pada empat kelompok pengeluaran yang menjadi penyebab deflasi sebesar (0,45%) di provinsi NTT berdasarkan Hasil Survei perkembangan Indeks Harga Konsumen Agustus 2018. Sedangkan dua  Kota sample lainnya juga alami deflasi yaitu Kota Kupang sebesar 0,49%, dan Kota Maumere sebesar (0,15%).” Demikian penjelasan kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwalapaea saat Press Confress kepada insan media di Confress Room BPS Provinsi NTT pada Senin, 3/8/2018 tepat pukul 12.00 wita. Secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,05%.

Sedangkan secara nasional NTT alami inflasi 1,13% (q-to-q) sedangkan inflasi tahun kalender 2018 sebesar 2,13% (y-on-y).  Kota Kupang alami inflasi (1,12%) (q-to-q), dan Kota  Maumere 1,14% (q-to-q).

Secara nasional pada Agustus 2018 ini, dari 82 kota sample IHK Nasional, 30 Kota alami inflasi dan 52 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,62%, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota  Medan dan Padangsidempuan dengan infalsi sebesar 0,01%. Sedangkan  deflasi terbesar terjadi di Kota Baubau sebesar 2,49%.

Penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan terjadi  karena adanya masa panen pada tingkat petani dipedesaan yang menyebabkan ikut meningkatnya stok bahan makanan dipasar-pasar sehingga otomatis harga menurun. Kondisi ini  ikut tingkatkan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP)  dipedesaan, sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani turun karena adanya panen. Karena adanya penurunan harga hasil perkebunan.

Tiga kelompok pengeluaran lainnya yang alami kenaikan indeks harga yaitu kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan yang alami kenaikan indeks teringgi sebesar (1,39%).

Nilai Tukar Petani pada Agustus 2018 sebesar 107,28% yang tunjukkan daya beli/daya tukar  masyarakat petani lebih baik dibandingkan Juli 2018. Atau naik 0,81% dibandingkan Juli 2018.   Alami deflasi sebesar  (0,23%) dibandingkan pada bulan Juli 2018. Dan ini menunjukkan bahwa tingkat daya beli petani dan daya tukar petani (term of trade) petani di pedesaan alami peningkatan. Hal ini disebabkan pendapatan petani meningkat sedangkan pengeluaran petani menurun. Dipedesaan terjadi deflasi pada Agustus 2018 sebesar 0,23% pada seluruh subkelompok. Pemicunya adalah penerimaan rumah tangga petani meningkat sedangkan komsumsinya menurun.

Sedangkan  nilai ekspor NTT ke luar negeri  bulan Juli 2018 alami defisit sebesar US$ 30.212.590 karena impor lebih besar dari ekspor dan sangat berpengaruh pada PBD NTT.  Ekspor NTT pada Juli 2018 senilai US$1.399.826 dengan volume sebesar 6.892.2 ton, atau alami kenaikan sebesar 19,28 % dibanding ekspor Juni 2018 US$1.173.525. Nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 194.613 dan ekspor non migas sebesar US $ 1.205.213.

Negara tujuan masih ke Timor Leste sebesar US $ 1.399.826. Volume terbesar ekspor NTT pada Agustus 2018 adalah mesin/peralatan listrik (85) dengan volume 5.884,20 ton dan senilai US $ 7.794.276 yang didatangkan dari Jerman.

Sedangkan Impor NTT alami kenaikan dari Juni 2018 sebesar US $ 237.773 menjadi US $ 7.794 276 pada Juli 2018. Jerman, Malaysia, Timor Leste, Australia dan Perancis adalah negara asal Impor pada Juli 2018.**) juli br