Gali Sejarah Alat Musik Tradisional Bambu, Museum Daerah NTT gelar Pameran Keliling di TTU

Birokrasi Daerah

KEFAMENANU, TOPNewsNTT||Museum Daerah Prov.NTT kembali mengadakan pameran museum keliling, di kota kefamenanu, TTU (Senin, 24-27/10).

Pameran dibuka oleh Wakil Bupati TTU Drs. Eusabius Binsasi yang mengatakan bahwa menyaksikan Pameran Museum saat ini, ibarat  mengurai kembali realitas kehidupan masyarakat tempo dulu, untuk menata hari ini dan merancangkan hari esok;

“Karena disinilah kita dapat melihat secara langsung cara berpikir, cara pandang, cara berbuat dan hasil karya masyarakat dahulu dan perkembangannya masa kini serta prospek pengembangannya ke depan.” Ujar wabup.TTU.

“Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengajak kita sekalian, marilah membangun kebudayaan kita tercinta secara bersama-sama, mari kita kubur dalam-dalam keinginan untuk menjual benda-benda budaya kita keluar negeri, karena itu sama saja kita menjual harkat dan martabat kita sendiri.” Tegasnya.

Wabup.Eusabius menghimbau masyarakat TTU,

“Bawalah benda-benda peninggalan yang anda miliki ke museum, disana benda-benda tersebut akan dirawat dengan baik dan menjadi benda yang memberi inspirasi bagi generasi penerus untuk menciptakan karya-karya bermutu.” Imbaunya.

Kepada masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), wabup mengajak, agar peduli dengan  melestarikan alam dan budaya di daerah ini, karena disinilah kita berakar dan dari sini pula kita bertunas dan membuahkan nilai peradaban yang berdimensi Nasional maupun Universal.

“Saya menghimbau kepada masyarakat Kabupaten TTU, khususnya warga Kota Kefamenanu dan sekitarnya, Para kepala sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga SMA/ SMK yang ada untuk menjadwalkan kunjungan siswa ke Pameran ini, sebagai bentuk tanggungjawab kita terhadap upaya pelestarian budaya dan pewarisan nilai-nilai luhur kepada peserta didik, guna menumbuhkembangkan kecintaan mereka pada kebudayaan daerahnya.” Ajaknya.

Sementara Kepala UPTD Museum Provinsi NTT Aplinuksi Asamani kepada media ini mengatakan bahwa kali ini di Kefa, TTU  Museum Daerah menggelar pemeran alat musik tradisional berbahan bambu dengan judul “Harmoni bambu dalam lembar sejarah”

“Kami mengangkat Thema : “Nada Berirama Pemacu Semangat Membangun Bangsa Menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera dan akan berlangsung dari 24-27/10.” Jelasnya dalam rilis yang diterima media ini.

Lebih lanjut, Aplinuksi menjelaskan bahwa Museum sebagai salah satu lembaga yang menjaga warisan budaya atau cultural heritage yang  berkewajiban mengelola koleksinya secara sistematis untuk kepentingan pendidikan, llmu Pengetahuan dan publik.

Dalam bidang pendidikan museum berfungsi sebagai suatu sarana untuk penanaman nilai kesejarahan.

“Pameran ini bertujuan menunjukkan variasi alat musik bambu sebagai sejarah awal orang bermusik, agar para generasi muda terutama para pecinta musik dapat mengetahui kembali teknologi alat musik dari masa ke masa.” Sebutnya serius

Ditambahkannya bahwa daya cipta masyarakat dalam menciptakan alat musik awalnya terinspirasi dari situasi dan kebutuhan tertentu. “Misalnya saat menjaga kebun mereka membunyikan bambu untuk menghalau burung, meniup terompet dari tanduk kerbau dan kulit siput untuk mengumpulkan massa.” Ungkapnya.

Selanjutnya, tambahnya,  musik merupakan ekspresi rasa estetika dalam bentuk bunyi bervariasi menurut keadaan lingkungan. Gemercik air, desis angin, gemuruh ombak, nyanyian burung dan serangga merupakan inspirasi bagi orang bermusik.

“Pada prinsipnya alat musik adalah suatu benda yang dapat menghasilkan atau mengeluarkan suara yang khas yang jika dipadukan dengan alat yang lain dapat menghasilkan bunyi yang indah dan harmonis.” Kata Aplinuksi.

Museum daerah NTT, menurutnya, telah menghimpun berbagai alat musik tradisional sesuai bahan dan jenis pembuatannya.

“Kekayaan ini selain karena kreasi orang NTT juga karena pengaruh budaya luar.” Imbuhnya menambahkan.

Pameran museum keliling yang dilaksanakan di daerah contoh di TTU di tahun 2022 dan mengangkat topik khusus terkait alat musik tradisonal bambu.

“Tujuan pameran adalah memberikan akses kepada masyarakat luas untuk memanfaatkan museum sebagai tempat belajar, obyek penelitian dan rekreasi budaya.”sebutnya.

Kedua membangun rasa memiliki dan bangga terhadap keunikan budaya daerah masyarakat NTT, mempelajari sejarah dan perkembangan alat musik tradisional karya leluhur, merestorasi kebudayaan yang hampir punah, menunjukkan variasi alat musik tradisonal bambu yang dimiliki, sekaligus memberikan refleksi terhadap perjalanan alat musik yang dimiliki oleh daerah ini kepada generasi muda.

Secara umum alat musik tradisional bambu dibagi dalam 3 kategori yaitu alat musik pukul, alat musik petik dan tiup.

Sedangkan fungsi dan kegunaan alat musik tradisional bambu adalah sebagai media upacara, mengusir hama tanaman pertanian, sebagai alat komunikasi dan hiburan.

“Museum Daerah NTT tentu melakukan pameran museum keliling di kabupaten TTU yaitu mendekatkan museum kepada masyarakat, agar masyarakat mencintai museum dan mau berkunjung ke museum.” Imbuhnya.

Sehingga akhirnya,  koleksi museum bukan hanya dikenal oleh masyarakat, dan bukan saja masyarakat datang ke museum, tapi juga museum bisa berada ditengah masyarakat untuk memberikan penjelasan atau mengkomunikasikan terkait benda koleksi museum,  termasuk alat musik tradisional ini sehingga masyarakat bisa mengenalnya, melihatnya secara langsung dan juga dapat memperlajari tentang sejarah dan nilai budaya yang terkandung dalam alat musiknya, proses pembuatannya dan perkembangan alat musik yang terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan alat musik di daerah, juga secara nasional atau  di dunia.

Jadi tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenal museum dalam pameran yang berkaitan dengan alat musik tradisional berbahan bambu.||juli br.