133 Koleksi Senjata Tradisional Museum NTT Dipamerkan Dalam Pameran Temporer Museum “Bilah & Bedil Di Bumi Cendana”

NTT, TopNewsNTT.Com||Sebanyak 133 koleksi senjata tradisional NTT koleksi  UPTD Museum Daerah Provinsi NTT dipamerkan Pameran Museum Temporer dengan Thema “Bilah dan Bedil di Bumi Cendana” Perkembangan Senjata di Nusa Tenggara Timur pada (Selasa, 19/11) bertempat di Museum NTTT.

Tujuan Pameran seperti dilaporkan oleh ketua  panitia Kiswa Dahlia kepala seksi pengkajian dan penyelamatan koleksi UPTD Museum Provinsi NTT menjelaskan  digelar malam ini akan memamerkan 133 koleksi senjata tradisional dari seluruh wilayah di Provinsi NTT.

Tujuan pameran adalah untuk mengangkat, memperkenalkan, menarik minat dan cinta semua kalangan masyarakat NTT terhadap jenis, model, bahan, tujuan, nilai dan fungsi senjata tradisonal di NTT dalam budaya dan agama kepercayaan dan kehidupan sehari-hari masyarakat di masyarakat NTT,  agar semua lapisan masyarakat NTT terutama generasi muda mengenal melestarikan dan merawat senjata di NTT.

Sasaran kegiatan adalah semua kalangan masyarakat umum di Kota Kupang yang ingin mengunjungi Museum sebagai pusat koleksi budaya dan pusat belajar bagi masyarakat tentang koleksi benda budaya  di NTT.

Kegiatan ini digelar 4 hari 19-22 Nopember 2024 di Museum NTT Provinsi NTT dan bersifat edukasi dan rekreasi dan mengangkat topik bersifat tematis sesuai dengan koleksi yang dimiliki musem dan bersifat tenporer dalam jangka waktu tertentu.

Sementara itu kepala Museum Daerah NTT Aplinuksi Asamani dalam membuka kegiatan menyampaikan sambutan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT menyatakan dari judul pameran memberikan makna seperti thema hari pahlawan 2024 “Teladani Pahlaaanmu, Cintai Negerimu.”

Selaras dengan thema besar pendidikan dan kebudayaan di NTT, maka museum menyajikan informasi edukatif yang dikenal dalam bentuk hiburan atau entertainment.

“Dalam beberapa dekade terakhir ini pengertian serta minat masyarakat terhadap museum mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal ini tentunya memberikan angin segar pada lembaga-lembaga museum untuk lebih tepat dalam memposisikan perannya sebagai lembaga pewarisan nilai-nilai budaya.”ujar Aplinuksi membaca sambutan Kadis Pendidikan.

Ia melanjutkan, dinamika masyarakat yang ada memberikan wacana baru bagi penyelenggaraan museum untuk merubah pandangan dari orientasi koleksi,  kepada orientasi masyarakat atau publik.

“Gagasan ini menempatkan museum sebagai alat pendidikan dalam pelayanan pembangunan sosial bahwa museum menjadi mencapai api sosial serta memberikan kontribusi yang komplit pada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.” Tandasnya.

Pameran merupakan sebuah media komunikasi yang utama bagi lembaga museum. Pameran museum menekankan pada aspek kreativitas untuk menciptakan proses komunikasi yang berlangsung menjadi dinamis, terjadi interaksi komunikatif antara pameran yang dilaksanakan, para pengunjung dan koleksi yang dipamerkan dalam konteks yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada informasi tentang koleksi itu sendiri.

Dengan demikian pendirian museum memiliki tujuan untuk memastikan warisan budaya bangsa meliputi aspek perlindungan, penyimpanan dan pemanfaatan benda-benda koleksibya untuk masyarakat.

Munculnya konsep Pameran untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat tentang informasi atau pengetahuan.

“Pelestarian lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan alam sekitarnya. Pada masa lampau manusia telah menciptakan senjata-senjata sederhana menggunakan material yang ada di lingkungannya. Senjata sederhana ini dipakai untuk membuka lahan untuk mendapatkan makanan dan membela diri. Sedemikian dekatnya manusia dengan senjata, sehingga semakin hari tumbuh kreativitas untuk memanfaatkan senjata juga sebagai aksesoris untuk melengkapi pakaian tradisional yang dipakai manusia hingga saat ini.” Jelas Aplinuksi.

Ia menambahkan pada awalnya, “Senjata adalah alat utama yang selalu ada dalam genggaman tangan manusia yang sesuai dengan fungsinya merupakan simbol kejantanan untuk mempertahankan diri, untuk bertani dan berburu. Lewat pameran ini kita kembalikan memori dan rasa kedekatan kita yang kuat bahwa daerah kita Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah kepulauan dengan aneka ragam suku mendiami bentangan daratan pada pulau-pulau dalam menjadi tantangan tersendiri bagi sistem kehidupan di daerah ini.  Hal inilah yang menunjukkan tradisi budaya leluhur kita senjata menjadi salah satu produk melambangkab salah satu produk budaya yaitu senjata tradisional yang menjadi bentuk identitas masyarakat Indonesia akan menjadi alat perlindungan diri berladang hingga berburu ”

Akhiri sambutan sekaligus membuka pameran, Aplinuksi mengajak seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk mengunjungi museum daerah provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai pusat peradaban masyarakat.|| jbr